Kenapa Manusia Tak Bisa Melihat Dewa? Ini Kisahnya Menurut Babad Pasek Kayu Selem

Setelah manusia pertama lahir, sempat terjadi konflik antara manusia pertama dengan Dewa Brahma maupun Wisnu.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Putu Supartika
Ilustrasi orang sembahyang 

Jenis daging tersebut yakni daging lutung, were (jenis kera), alap-alap, jenis kodok, ula, kuuk, kusa, celeng umah (babi yang dipelihara), macan, kadal, luwak, tikus, dan hulu ayam.

Jika dikonsumsi bersifat ala atau tidak baik bahkan bisa menemu neraka.

Selain itu, saat melakukan upacara yadnya pantang untung menyakiti anjing.

Di dalam Adi Parwa disebutkan Raja Janamejaya dari Hastina akan melakukan upacara yadnya yang besar yakni Sarpayadnya.

Ketika itu, anjing milik Sang Sarameya karena datang ke lokasi upacara dipukul oleh salah seorang abdi Raja Janamejaya.

Anjing tersebut sedih dan mengadu pada ibunya yang bernama Pulaha.

Oleh Pulaha upacara tersebut dikutuk agar tidak sukses, dan atas kutukan Pulaha, upacara tersebut pun tak berjalan sukses.

“Sehingga pantang memukul anjing saat upacara, kalau diusir boleh, kalau melakukan pemukulan atau menyakitinya diyakini bisa berkibat tidak sukses terhadap suatu upacara, apalagi kalau memakan daging anjing,” kata Guna. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved