Merawat Toleransi Antar Umat Agama Lewat Mural di Rurung Kampung Bugis

Total ada sekitar 8 lukisan mural yang dibuat dengan menonjolkan karakter dua umat beragama saling bergotong-royong menjaga lingkungan

Penulis: eurazmy | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
Seorang anak melintas disamping mural bertemakan keberagaman dan toleransi di Kampung Bugis, Suwung, Denpasar, Minggu (7/4/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Upaya merawat nilai-nilai menyama braya atau toleransi antar umat beragama di Kelurahan Sesetan terus digaungkan.

Pesan sosial budaya ini seperti tampak di rurung jalan Kampung Bugis, Gang Saweri Gading, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan.

Pada rurung jalan masuk kampung yang dihuni mayoritas penduduk muslim ini kini tampak semakin bersih dan cantik dengan adanya seni lukisan mural.

Terlebih, seni mural yang dibuat bertema merawat toleransi antar umat beragama.

Total ada sekitar 8 lukisan mural yang dibuat dengan menonjolkan karakter dua umat beragama saling bergotong-royong menjaga lingkungan.

Ada yang membersihkan sampah, ada yang bermain bersama hingga bergotong-royong melakukan penghijauan.

''Hidup Berdampingan dan Saling Membantu,'' demikian bunyi motto mural yang ada di tembok masuk gang jalan.

Baca: Persiapan Logistik Pemilu 2019 di Badung Masuk Proses Pemilahan & Penghitungan Ulang Surat Suara

Baca: TRIBUN WIKI – Koleksi Buku Karya Sastrawan Pramoedya Ananta Toer di Taman Baca Kesiman

Hariyadi, warga sekitar mengapresiasi positif seni mural bertema toleransi ini.

Menurut dia, hal ini sangat menginspirasi generasi Kampung Bugis pada masa mendatang.

''Semoga kerukunan antar umat beragama di sini bisa terus terjalin sampai kapanpun,'' ucapnya.

Kepala Lurah Sesetan, Ketut Sri Karyawati mengatakan tema ini diangkat sebagai simbol jalinan ikatan menyama braya antara krama bali dan muslim di Kampung Bugis.

Bahkan, kata dia, ikatan ini sudah terjalin kuat sejak lama dan sudah seharusnya terus dijaga.

''Jadi, selain untuk mempercantik lingkungan di Kelurahan Sesetan, bahwa mural nike (itu) dibuat untuk menyampaikan pesan sosial budaya dan menjaga jalinan persatuan antar penduduk di Sesetan,'' terangnya kepada Tribun Bali, Minggu (7/4/2019).

Ia melanjutkan, mural ini merupakan bentuk inovasi pihaknya dalam penataan lingkungan khususnya yang ada di pinggiran sungai.

Baca: Tak Mau Diajak Berhubungan Intim, Pria Aniaya Istri Siri

Baca: Mahasiswi Cantik Ditikam Berkali-kali, Disiram Bensin Lalu Dibakar karena Tolak Lamaran Pacar

Program penataan ini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved