Desain Bara Silver Dilirik Wisman hingga Artis dan Pejabat
Putu Adnyani, perempuan Bali yang hingga kini terus gigih menjalankan Bara Silver, usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bidang perhiasan perak
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Selain taru premana piduh berbentuk daun piduh, desain aksesori lainnya yang kini tren yaitu cilinaya berbentuk sampian cili.
Ada pula diambil dari filosofi peralatan penjor dan filosofi lainnya.

Hingga saat ini, produk yang paling disukai market adalah kalung, subeng, dan set bros.
Produknya kini dipasarkan ke berbagai daerah dengan wilayah sebaran masih didominasi Jakarta dan Bali.
Walaupun masih didominasi pembeli lokal, namun Putu Adnyani tidak pernah membeda-bedakan konsumen.
“Semua konsumen, tanpa memandang status sosial, akan dilayani dengan sepenuh hati. Desainnya unik, glamour, dan bisa menjangkau semua kalangan,” katanya.
Istri I Ketut Sumadi ini merintis usahanya sejak 15 tahun lalu.
Ia memulainya bahkan tanpa berbekal pendidikan desain.
Baca: KPU Badung Mulai Distribusikan Logistik 7.055 Kotak Surat Suara
Baca: Ashanty Peluk Aurel yang Terbaring Lemah di Rumah Sakit, Namun Justru Bikin Nangis Adiknya
“Awal bisnis hanya membuat satu produk, namun desain spesial dan ketika desain itu laku, baru berani membuat baru dan dijual kembali,” kata ibu tiga anak ini.
Lanjutnya, karena saat itu sembari bekerja, ia tidak bisa fokus memulai bisnis peraknya.
Bahkan saat itu pernah dikhianati karyawannya.
Pengalaman berat inilah yang membuatnya berhenti bekerja dan fokus pada satu usaha yaitu bisnis aksesori.
Wanita kelahiran Desa Kayuputih Banjar Menagung, Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng ini pun membangun usahanya setapak demi setapak hingga menjadi besar seperti sekarang ini.

Pengalaman Luar Biasa Saat Dibina BI
Pemberian nama Bara Silver tentu bukan tanpa arti.