7 Sekolah Terpaksa Masih UNKP Akibat Tak Punya Sarana dan Wilayah Blank Spot
Ujian Nasional jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan dilaksanakan Senin hingga Kamis (22-24 April 2019) mendatang
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Ujian Nasional jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan dilaksanakan Senin hingga Kamis (22-24 April 2019) mendatang.
Seluruhnya ada sebanyak 6.333 siswa dari 42 sekolah di Tabanan yang ikut.
Dari 42 sekolah yang tercatat, ada tujuh sekolah yang masih melaksanakan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP), sedangkan sisanya sudah siap menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) meskipun dengan cara meminjam komputer di sekolah lain.
Artinya, dari jumlah keseluruhan, sebanyak 5.037 mengikuti UNBK dan 1.297 mengikuti UNKP.
Ada empat materi yang diujikan yakni Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris.
Dinas Pendidikan telah melakukan pendistribusian soal ujian ke tujuh sekolah yang menggelar UNKP.
Tujuh sekolah tersebut masih menerapkan UNKP karena terkendala jangkauan internet yang belum maksimal (blank spot) dan tidak memiliki sarana prasarana untuk pelaksanaan UNBK.
Baca: Tak Punya Sarana dan Wilayah Blank Spot, 7 Sekolah di Tabanan Terpaksa Masih UNKP
Baca: Rio Dewanto Gandeng Robi Navicula Bikin Album Kompilasi Tema Anak dan Lingkungan
Tujuh sekolah yang dimaksud adalah SMPN 1 Kediri, SMPN 2 Tabanan, SMPN 2 Penebel, SMPN 3 Penebel, SMPN 2 Selemadeg, SMPN 2 Selemadeg Barat, dan SMPN 5 Pupuan.
"Di Tabanan masih ada tujuh yang UNKP, itu karena masih belum lengkap atau kekurangan sarana. Termasuk juga masih ada yang wilayahnya itu blank spot," jelas Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan Tabanan, I Made Darmawita, Minggu (21/4/2019).
Kemudian, kata dia, soal untuk sekolah yang melaksanakan UNKP sudah dikirim ke masing-masing sekolah.
Ia juga memastikan tanggung jawab pihak sekolah agar tidak ada kebocoran setelah diserahkan ke masing-masing sekolah.
"Tidak ada kecurangan ataupun soalnya dicuri misalnya. Karena soal tersebut dalam keadaan tersegel," katanya.
Disinggung mengenai pelaksanaan UNBK, Darmawita menjelaskan sudah melakukan persiapan di antaranya sekolah yang tidak lengkap memiliki sarana komputer bisa meminjam fasilitas di SMA/SMK terdekat.
"Meskipun sekarang masih ada yang UNKP, kami harap tahun depan akan semua melaksanakan UNBK. Beberapa persiapan untuk pemenuhan fasilitas masih proses," harapnya.
Baca: Crystal Bay Nusa Penida, Pantai Eksotis yang Makin Diminati Wisatawan
Baca: Warga Temukus Berhamburan Keluar Rumah, Gunung Agung Lontarkan Lava Pijar ke Segala Arah
Bobot Soal Sama
Disinggung mengenai perbedaan mendasar antara UNBK dan UNKP, Darmawita menjelaskan bahwa memang ada perbedaan dari segi persiapan dan pengerjaan.
Dari segi persiapan untuk UNBK perlu adanya simulasi untuk membiasakan siswa menggunakan sistem online.
"Kemudian untuk UNKP hanya mempersiapkan soalnya saja. Tapi untuk bobot soalnya sama kok," ucap Darmawita.
Kemudian, kata dia, dari segi pengerjaan, yang jelas UNKP lebih rumit karena masih manual untuk memberikan jawaban di kertas lembar jawaban tersebut.
"Nah kalo untuk UNBK kan tinggal klik saja," jelasnya.
Lalu yang mana lebih mudah untuk dilakukan baik dari persiapan maupun pelaksanaannya oleh siswa?
Darmawita menerangkan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
"Jika dari siswa yang sudah pernah melakukan simulasi pasti akan ingin pelaksanaan UNBK karena lebih mudah. Begitupun sebaliknya, ketika siswa yang belum pernah mencoba simulasi, pasti akan menganggap pelaksanaan UNBK itu agak rumit. Yang penting perlunya penyesuaian," tandasnya.
(*)