Cynthia Laksmi Ungkap Keuletan dan Kesabaran Nyoman Nuarta, Patung GWK Buktinya

Cynthia Laksmi Nuarta menyebut suaminya, Nyoman Nuarta sebagai sosok ulet dan fokus pada sesuatu yang diinginkannya

Penulis: Rizki Laelani | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizki Laelani
Istri Nyoman Nuarta, Cynthia Laksmi, dan sang anak, Putu Tania Madiadipoera. 

TRIBUN-BALI.COM, BANDUNG - Ruang teater mini menjadi tempat tatap muka rombongan jurnalis dan Humas Provinsi Bali bertemu maestro Nyoman Nuarta di Galeri Nu Art Sculpture Park, workshop, dan bengkel di Kota Bandung, Rabu (24/4/2019).

Rombongan jurnalis disuguhi tayangan mengenai karya-karya besar Nyoman Nuarta yang mendunia.

Diskusi panjang lebar tersaji dengan sangat cair.

Nyoman Nuarta saat memberi "kuliah" sesekali menatap sebelah kiri deret kursi depan teater.

Suara perempuan sesekali terdengar saat sorot mata Nyoman Nuarta bergeser ke kiri.

Ternyata, suara itu berasal dari Cynthia Laksmi Nuarta.

Nyoman Nuarta pun memuji istrinya.

Cynthia Laksmi Nuarta ternyata menjadi sosok yang mampu menjadi istri, ibu, sekaligus rekan kerja Nyoman Nuarta.

Cynthia Laksmi Nuarta sering menerjemahkan gagasan seni sang suami.

"Mulai administrasi, perjanjian kerja sama, perizinan, ketenagakerjaan, hingga urusan pajak ditangani dengan teliti dan detail sama istri saya ini," jelas Nyoman Nuarta.

Saat diskusi selesai, Tribun-Bali.com, penasaran dengan sosok Cynthia Laksmi Nuarta.

Di sela menyambut tamu, Cynthia Laksmi Nuarta yang terlihat anggun menyambut permintaan Tribun-Bali.com untuk berbincang.

Baca: Kepala SMKN 5 Denpasar Bersyukur Pertama Kali Dikunjungi Menkes

Baca: Khofifah: Banyuwangi Sentra Inovasi Pelayanan Publik

Dari Cynthia Laksmi Nuarta, tergali sisi lain dari orang hebat bernama Nyoman Nuarta.

Cynthia Laksmi Nuarta menyebut suaminya sebagai sosok ulet dan fokus pada sesuatu yang diinginkannya.

Cynthia Laksmi Nuarta menyebut proyek pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) menjadi contoh dari keuletan dan kesabaran suaminya itu.

Peran Cynthia Laksmi Nuarta dalam mendampingi Nyoman Nuarta ternyata tak mudah.

Selain tempat curhat, Cynthia Laksmi Nuarta termasuk yang memerhatikan bisnis sang suami.

Mulai dari kewajiban dan peraturan sebagai landasan kerja sang suami.

Galeri Nu Art Sculpture Park, workshop, dan bengkel di Kota Bandung.
Galeri Nu Art Sculpture Park, workshop, dan bengkel di Kota Bandung. (Tribun Bali/Rizki Laelani)

Dukungan keluarga istri dan kedua putrinya benar-benar menjadi bekal bagi Nyoman Nuarta.

Lalu, sejak kapan pertemuan Cynthia Laksmi Nuarta bersama Nyoman Nuarta terjadi?

Cynthia Laksmi Nuarta mengenal Nyoman Nuarta sejak kuliah di tingkat tiga atau semester enam tahun 1976.

Di tahun yang sama, Nyoman Nuarta menikahi Cynthia Laksmi Nuarta, seorang perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, yang lebih muda dua tahun darinya.

Nyoman Nuarta tak pernah merencanakan pernikahan tersebut.

Baca: Dua Bulan Jelang Pensiun, Nyoman Astawa Sering Bilang Ingin Pergi Jauh, KIsah Pengawas TPS Meninggal

Baca: Chatting Vanessa Angel Dibuka, Terkuak Layani Intim karena Tak Ada Duit untuk Rayakan Ulang Tahun

Pasalnya, ia belum lulus kuliah.

"Orangtua saya sudah setuju, jadi kami menikah," kenang Cynthia Laksmi Nuarta.

Cynthia Laksmi Nuarta tahu betul perkembangan Nyoman Nuarta dalam hal membuat patung.

Anak dari pasangan Ketut Wijana dan Nyoman Semuda ini sudah merasakan susah dan kerasnya kehidupan sejak kecil.

Hal itu membentuk sebuah karakter Nyoman Nuarta menjadi pekerja keras.

Di mata Cynthia Laksmi Nuarta, awalnya tak menyangka karya-karya sang suami bisa diperhitungkan banyak orang.

Galeri Nu Art Sculpture Park, workshop, dan bengkel di Kota Bandung.
Galeri Nu Art Sculpture Park, workshop, dan bengkel di Kota Bandung. (Tribun Bali/Rizki Laelani)

"Saat ketemu yah biasa-biasa saja. Lalu kami menikah, waktu itu masih kuliah. Hingga sekitar tahun 1989, memenangi perlombaan proklamator," ucap Cynthia Laksmi Nuarta yang mengaku berlatar belakang ilmu bahasa ini.

Bersama Cynthia Laksmi Nuarta, Nyoman Nuarta dikaruniai dua putri Putu Tania dan Made Tasya.

Dalam menemani di tiap harinya, Cynthia Laksmi Nuarta merasa selalu spesial bersama Nyoman Nuarta.

"Saya selalu merasa spesial dengan beliau. Yang pasti, beliau itu sepertinya maunya sehari itu lebih dari 24 jam. Meski pekerja keras, namun tak pernah melupakan momen bersama keluarga," lanjutnya.

Baca: Meski Bermanfaat Bagi Kesehatan, Ini Fakta Air Rendaman Rambut Jagung yang Harus Diketahui

Baca: Video Masturbasi Viral hingga Seret Namanya, Ini Komentar Daniel Wenas dengan Nada Tinggi

Jiwa seni Nyoman Nuarta terus berkembang hingga ia remaja.

Untuk kerberlangsungan rumah tangga, Nyoman Nuarta menerima pesanan gambar, pembuatan spanduk, dan poster.

"Kami tinggal bersama di sebuah rumah di Jalan Mangga, Bandung.

"Saya ingat, saat mau melahirkan anak pertama. Beliau harus menjual patungnya untuk biaya persalinan, itu sangat luar biasa," kenangnya lagi.

Namun, setiap proses dalam bekerja, Nyoman Nuarta dikenal teliti dan berpandangan lurus.

Hal itu juga yang menjadikan karya dirinya yang realis akhirnya booming.

Sekitar 1980-an sampai 1990-an, patung realis mejadi tren dan ia kebanjiran pesanan.

Galeri Nu Art Sculpture Park, workshop, dan bengkel di Kota Bandung.
Galeri Nu Art Sculpture Park, workshop, dan bengkel di Kota Bandung. (Tribun Bali/Rizki Laelani)

Nyoman Nuarta membuat karya patung pertama pada 1975.

Patung itu berwujud torso seorang perempuan.

Ia tanpa pakaian, kepala dan kedua tangan serta kaki.

Lubang-lubang muncul dari bagian pinggang ke bawah.

Patung keduanya masih berdiri tegak di Taman Proklamasi, Jakarta Pusat.

Nyoman Nuarta berhasil membuat patung Sukarno-Hatta setinggi lima meter berbahan perunggu setelah memenangkan sayembara dan mengalahkan dosennya, G Sidharta, pada 1979.

Baca: Ada Kasus Petugas Meninggal, dr Parwita Sarankan Anggota KPPS Jalani Tes Kesehatan Sebelum Direkrut

Baca: Tiga Terdakwa Proyek Biogas di Nusa Penida Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Karya itu menjadi tonggak popularitas Nyoman Nuarta sebagai pematung.

Saat perjalanan karier, Cynthia Laksmi Nuarta menceritakan sebuah musibah besar terjadi di galerinya.

Kebakaran hebat terjadi.

Hampir semua karya Nyoman Nuarta ludes terbakar.

Dari kejadian itu Cynthia Laksmi Nuarta merasa aneh melihat sosok suaminya.

Tak ada rasa sesal, kecewa, atau menyalahkan siapapun atas kejadian tersebut.

"Beliau lurus-lurus saja. Keyakinan yang kuat soal rezeki sudah ada yang mengatur, mungkin itu jadi pegangan beliau saat itu," sebutnya.

"Saya pikir pandangan beliau itu hanya di bibir saja, tapi benar lho. Beliau ringan sekali menghadapi musibah itu."

Tak hanya itu, pasca kejadian, Cynthia Laksmi Nuarta tak pernah melihat semangat Nyoman Nuarta menurun.

Bahkan, soal pekerjaan, Cynthia Laksmi Nuarta melihat sosok suaminya sangat displin dan tegas.

"Marah di tempat kerja itu sering. Tapi, kalau sudah di rumah beda lagi," sebutnya.

"Tapi sekarang karena bertambah usia, sudah sering banyak memakluminya," tambahnya.

Disinggung soal perasaan saat patung GWK diresmikan, Cynthia Laksmi Nuarta mengaku hal itu biasa saja.

"Biasa saja menyikapinya. Karena kami dan semua tahu betul dari awal perjalanan pembuatannya itu. Sekarang kita hanya tinggal bersyukur saja GWK telah rampung," tambahnya.

"Yang pasti beliau itu dalam bergaul selalu positif pikirannya, hal itu yang membuatnya seperti saat ini," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved