Wiki Bali
TRIBUN WIKI : Sejarah Pangkalan Udara (Lanud) I Gusti Ngurah Rai
Karena fungsi ini terkait erat dengan sistem pertahanan Negara, maka ada institusi khusus yang membidanginya.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Eviera Paramita Sandi
Untuk memenuhi kebutuhan personel-personel yang berkualitas pada periode ini juga Dethub Denpasar mulai mengadakan tes penerimaan siswa untuk dididik menjadi prajurit AU.
Selain itu pembangunan mulai ditingkatkan yaitu pembuatan Hanggar pesawat dan Hanggar Parabolic untuk Helikopter, pembelian tanah di Tuban.
Selanjutnya perkembangan unsur Dethub ditingkatkan menjadi Pangkalan Angkatan Udara (PAU) tepatnya pada tahun 1962.
Ini sesuai dengan peningkatan tugas-tugas TNI AU di wilayah timur Indonesia dan markasnya dipindahkan dari Denpasar ke daerah Tuban berdekatan dengan landasan udara.
Operasi-operasi yang dilaksanakan pada periode tersebut adalah Operasi Penanggulangan Bencana Alam yaitu dibentuknya Komando Operasi Gunung Agung (KOGA) dengan mengerahkan pesawat-pesawat Hercules TNI AU untuk membantu mengangkut bantuan-bantuan sosial untuk masyarakat yang terkena bencana serta Operasi Penanggulangan G 30 S / PKI yang bergejolak pada tahun 1965.
Pada waktu periode itu terjadi dua kali perubahan unsur yaitu sampai tahun 1974 masih tetap sebagai PAU Denpasar dengan tugas pokok melayani (Ground Handling) pesawat-pesawat TNI AU dan tugas-tugas sosial kemasyarakatan lainnya.
Pada kurun waktu itu tepatnya tanggal 24 April 1974 terjadi musibah kecelakaan pesawat PAN America (PAN AM) di desa Grogak Singaraja.
Anggota PAU Denpasar ditambah dari Kodau IV Surabaya dikerahkan untuk ikut menanggulangi kecelakaan tersebut dan hanggar pesawat di Tuban dipakai untuk menampung jenazah para korban.
Team dari PAU Denpasar waktu itu dipimpin oleh Kadisops Lettu I Made Astratenaya dibantu oleh Kaurpam Lettu Agus Kahardi serta DanSatprov Lettu Adron Suhendar.
Pada periode ini juga dibangun asrama anggota PAU Denpasar dengan sarana dan prasarananya dan pemindahan kembali Kantor dari Tuban ke jalan Melati Denpasar yaitu tahun 1968 sampai tahun 1969 yang akhirnya kembali lagi ke Hanggar Tuban.
Pada pemilu tahun 1971 ikut mensukseskan dengan mengerahkan anggota PAU untuk ikut mengamankan Pemilu, sementara untuk kegiatan anggota PAU dibangun sarana olahraga yaitu Lapangan Sepak Bola.
Pada Tahun 1974 PAU Denpasar dilikuidasi menjadi Perwakilan Kodau IV Surabaya dengan kedudukan di Tuban Denpasar dengan kegiatan yang menonjol sebagai berikut:
Tahun 1974-1976, pada waktu itu Operasi “SEROJA” Timor-Timur sedang giat-giatnya dilaksanakan sehingga Perwakilan Kodau IV Denpasar ikut menunjang dan mendukung operasi tersebut dengan lebih meningkatkan pelayanan Ground Handling.
Juga mendukung Operasi penerbangan yang dilaksanakan oleh pesawat-pesawat TNI AU yang singgah di Denpasar. Khususnya pesawat-pesawat Fokker F-28 milik Garuda yang dipakai pada operasi tersebut yang harus transit di Denpasar. Juga mendukung Operasi penerbangan yang dilaksanakan oleh pesawatpesawat TNI AU yang singgah di Denpasar.
Kegiatan lainnya adalah penyerahan Hanggar yang dipakai untuk kantor kepala MNA sehingga kantor Perwakilan harus bergeser ke sebelah barat Hanggar dan tahun 1977 dibuat Kantor Perwakilan diluar Hanggar yang selanjutnya kantor tersebut dijadikan Mess Crew karena kurang memenuhi syarat sebagai Kantor.