Hampir Setahun Rumah Relokasi di Dusun Yeh Mampeh Belum Dilengkapi Instalasi Listrik dan Air

Hampir setahun, puluhan unit rumah warga korban banjir bandang di wilayah Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kintamani belum dialiri listrik

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Kepala Desa Batur Selatan/I Gede Sarjana
Lokasi pemukiman warga korban banjir bandang di Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kintamani. Minggu (28/4/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Hampir setahun lamanya, puluhan unit rumah warga korban banjir bandang di wilayah Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kintamani belum dialiri listrik.

Mau tidak mau, warga sekitar terpaksa menggunakan penerangan manual, maupun menyambung listrik dari tetangga.

Hunian relokasi ini, sejatinya sudah mulai ditempati oleh korban banjir bandang Yeh Mampeh sejak serah terima bulan Agustus 2018 lalu.

Meski demikian, hunian senilai Rp 40 juta per unit itu belum dilengkapi dengan instalasi listrik.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Desa Batur Selatan, I Gede Sarjana, Minggu (28/4/2019).

Dikatakan bahwa pihaknya telah mengajukan proposal pada Dinas Sosial serta BPBD Kabupaten Bangli.

Ia meyakini bahwa proposal itu sudah masuk pada dua dinas tersebut.

Namun hingga kini justru belum ada realisasi apapun.

Terdapat total 50 KK warga Dusun Yeh Mampeh yang mendapatkan relokasi.

Seluruh rumah itu sudah ditinggali oleh masyarakat korban banjir bandang, yang terjadi Februari 2017 silam.

Baca: Tariska Ingin Dipanggil dengan Sapaan Perempuan, Curahan Hati Seorang Transgender

Baca: Waspada Penipuan Berkedok Iuran Sampah hingga Rp 700 Ribu! DLHK Denpasar Beri Penjelasan

Tak hanya listrik, sambungan pipa untuk kebutuhan air bersih hingga perabotan rumah tangga juga telah diusulkan pada proposal tersebut.

“Itu bagian dari proses. Karena bantuan itu asalnya dari Kementerian Sosial, (jadi) yang seharusnya menindaklanjuti di internal daerah adalah Dinas Sosial. Sampai sekarang belum ada realisasi apa-apa. Itu proposal sudah masuk kok, sudah kami mohon (diajukan) sejak akhir 2017,” ungkapnya.

Sarjana mengungkapkan untuk urusan listrik sebagian masyarakat kini terpaksa menyambung dari tetangga.

Sebagian masyarakat diakuinya juga menggunakan pencahayaan manual dengan petromak.

Sementara untuk kebutuhan air bersih, masyarakat dusun Yeh Mampeh mendatangi sumur bor yang berada di wilayah sekitar tiap harinya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved