Hampir Setahun Rumah Relokasi di Dusun Yeh Mampeh Belum Dilengkapi Instalasi Listrik dan Air

Hampir setahun, puluhan unit rumah warga korban banjir bandang di wilayah Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kintamani belum dialiri listrik

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Kepala Desa Batur Selatan/I Gede Sarjana
Lokasi pemukiman warga korban banjir bandang di Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kintamani. Minggu (28/4/2019). 

“Di sana kami sudah mendapat bantuan sumur bor di dua titik. Sekarang bantuan yang kami tunggu adalah pipanisasinya, untuk penyaluran ke masing-masing rumah warga. Beda dengan kita yang sudah ada pipa dari PDAM. Mereka (korban banjir bandang) harus mendatangi sumber pakai sepeda motor dengan dua jerigen tiap hari,” akunya.

“Sedangkan Listrik (masyarakat) nebeng tetangga, itupun hanya beberapa yang bisa. Mungkin karena dayanya kecil, kalau banyak yang ikut kan nggak kuat. Makanya sekalipun nebeng hanya bisa menyalakan satu lampu saja. Sisanya, pakai lampu manual seperti zaman dulu yang pakai minyak,” bebernya.

Baca: Penipuan Modus Minta Kode Verifikasi WhatsApp Kembali Terjadi, Hati-hati Akunmu Diretas untuk Menipu

Baca: Merta Kesulitan Tanggung Biaya Dua Anak, Lumpuh Usai Jatuh dari Pohon Cengkeh Setahun Lalu

Sarjana mengakui masyarakat yang menjadi korban bencana alam, sudah sangat sabar menunggu bantuan tersebut.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap proposal yang sudah masuk tersebut segera ada tindak lanjutnya.

“Sudah luar biasa masyarakat menunggu. Termasuk isi hunian yang kami usulkan ke (Dinas) Sosial, seperti alat rumah tangga kasur dan sebagainya. Mereka yang tinggal di sana pakai apa adanya yang dia miliki,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Bangli, I Nengah Sukarta tidak memungkiri ada proposal yang masuk.

Namun ia menegaskan, bantuan dari pemerintah terkait relokasi tidak sampai pada penyediaan listrik dan air.

“Di relokasi tidak sampai menyebutkan harus ada listrik. Itu dari kelompok mengajukan ke PLN. Cuma boleh diberikan harga subsidi. Terkait hal ini, kami sudah memfasilitasi dengan mengajukan ke PLN,” katanya.

Sedangkan soal air, Sukarta mengatkaan pipanisasi tidak harus menunggu dari PDAM.

Saluran pipa di lokasi relokasi, menurut dia bisa diupayakan menggunakan dana desa ataupun secara mandiri membuat saluran ledeng.

“Mengenai isi hunian, itu sudah maju. Tapi dari Kemensos tidak akan bisa memberikan setengah-setengah, mengingat pembangunan 26 unit rumah relokasi di Dusun Bantas, Desa Songan belum selesai,” tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved