Informasi Cokelat Beracun Hebohkan Warga Badung, Dirut RSD Mangusada: Itu Hoax

Informasi cokelat beracun ini beredar melalui media sosial Whatsapp (WA) maupun facebook.

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Agus Aryanta
Kondisi dari luar RSD Mangusada, Kabupaten Badung, Sabtu (20/4/2019). Hanya saja tenaga medis yang dimiliki masih belum mencukupi kebutuhan. 

Loka POM Buleleng Ambil Tindakan

Informasi tentang cokelat beracun ini tak hanya menyebar di Badung.

Dari penelusuran Tribun Bali, informasi ini awalnya beredar di Jawa.

Dalam informasi tersebut juga disertakan foto lembar rekam medis seorang pasien di Pekalongan dan contoh bungkus cokelat yang dimaksud.

Namun demikian kebenaran tentang kematian 3 bocah akibat memakan permen cokelat ini belum dapat dibuktikan.

Berkembangnya informasi ini sampai ke Bali membuat Loka POM Buleleng mengambil tindakan dengan melakukan penelusuran terkait peredaran cokelat tersebut di toko dan warung-warung, yang ada di wilayah Buleleng hingga Jembrana.

Kepala Loka POM Buleleng, Made Ery Bahari dikonfirmasi Senin (29/4/2019) mengatakan, cokelat bergambar yang tengah beredar di medsos itu diproduksi di daerah Tangerang.

Pihak BPOM Tangerang pun telah mengamankan cokelat-cokelat tersebut untuk diuji kandungannya.

Sementara terkait uji kandungannya, dilakukan di BPOM Semarang.

Hasilnya pun sebut Ery, belum keluar.

Sehingga belum dapat dipastikan apakah tewasnya bocah bernama Jesika Putri sebagaimana banyak disebar luaskan itu benar tewas akibat memakan cokelat tersebut atau tidak.

Namun demikian, atas instruksi pusat, BPOM di seluruh Indonesia diimbau untuk mewaspadai dan melakukan penelusuran.

"Saya belum terima tindakannya apakah ada pengamanan atau tidak. Saya masih tunggu instruksi dari pimpinan. Tapi kami diminta untuk mewaspadai dulu. Teman-teman di Loka POM Buleleng sih sudah saya suruh turun juga untuk melihat apakah ada peredarannya di Buleleng dan Jembrana," terangnya.

Kendati hasil uji kandungan belum keluar,  Ery mengimbau kepada masyarakat Buleleng agar tetap waspada, serta tidak mengonsumsi cokelat tersebut untuk sementara waktu.

Pun bagi para pedagang, diharapkan untuk tidak menjualnya kepada konsumen.

"Kalau ada yang menemukan cokelat tersebut mohon disampaikan kepada kami, kami akan bergerak ke sana," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved