Informasi Cokelat Beracun Hebohkan Warga Badung, Dirut RSD Mangusada: Itu Hoax
Informasi cokelat beracun ini beredar melalui media sosial Whatsapp (WA) maupun facebook.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Beberapa masyarakat di kabupaten Badung mulai ‘pakrimik’ karena beredar informasi dari seorang dokter yang disebut berdinas di RSUD Kapal yang mengatakan ada tiga anak meninggal usai makan cokelat.
Dalam pesan berantai itu disebutkan bahwa tiga anak meninggal usai dirujuk ke rumah sakit.
Informasi cokelat beracun ini beredar melalui media sosial Whatsapp (WA) maupun facebook.
Tak pelak informasi tersebut membuat masyarakat heboh dan bertanya-tanya.
Dirut RSD Mangusada Badung, dr. Nyoman Gunarta yang dihubungi Senin (29/4/2019) mengatakan informasi tersebut sama sekali tidak benar.
Menurutnya tidak ada di Rumah sakit Daerah Mangusada yang merawat tiga anak lalu meninggal seperti isi dalam pesan berantai tersebut.
“Informasi itu hoax. Tidak ada dokter di RSD Mangusada bernama Dokter Dwija,” jelasnya
Pihaknya juga mengaku, tidak ada jenazah anak-anak di ruang jenazah RSD mangusada.
“Tidak ada jenazah anak-anak yang meninggal atau dititikan di RSD Mangusada. Selain itu yang perlu kami tegaskan juga tidak ada nama rumah sakit RSUD Kapal,” tambahnya.
Ia berharap, masyarakat kini harus jeli dan berhati-hari menerima informasi.
Lantaran banyak sekali berita hoax yang muncul di media sosial.
Bahkan walaupun mendapat informasi yang belum diketahui kebenarannya jangan terus menyebar luaskan informasi tersebut.
“Nama kami kini RSD Mangusada, Bukan Rumah Sakit Kapal, Jadi sudah jelas itu tidak benar,” jelas Dokter Asal Sibang Gede, Abiansemal itu.
Pihaknya pun menyangkan adanya informasi tersebut dan cukup mereshkan masyarakat.
“Kami berharap masyarakat lebih berhati-hati menyebarkan informasi sebelum dilakukan kroscek terlebih dahulu sehingga tidak meresahkan masyarakat,”tungkasnya