Mengenal Sosok Naruhito, Kaisar ke-126 Dalam Sejarah Monarki Jepang
Menjadi kaisar pertama yang mundur sejak Kaisar Kokaku pada 1817. Naruhito, kaisar pertama yang belajar di luar negeri, dianggap
"Sangat membahagiakan ketika saya akhirnya memilih biasa sebagai teman karena saya bisa bertemu dengan banyak orang dan memainkan musik bersama," terang Naruhito.
Shiraishi menjelaskan Naruhito merupakan sosok pembicara dan pendengar yang sama baiknya. Naruhito, kata Shiraishi, tidak ingin diperlakukan layaknya bintang.
"Dia memberi kekuatan kepada orang-orang melalui bicaranya. Dia tidak ingin diperlukan istimewa. Malah, dia ingin berbaur dan bekerja bersama," ungkapnya.
Baca: Setelah Dilantik Nanti, Gaji Anggota DPRD Bangli Periode Baru Sentuh Angka Rp 35 juta
Pandangan Naruhito itu pun sangat cocok dengan era Reiwa, berarti Harmoni yang Indah, yang bakal disandangnya. Menggantikan era Heisei yang dipakai ayahnya.
Perhatian dan kemampuan Naruhito untuk tidak menonjolkan dirinya sebagai putra mahkota, menurut George, membuatnya disukai oleh teman-temannya semasa di Oxford.
George mengatakan, Naruhito tidak melihat segala sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya. Namun apakah sudah sesuai dengan kebutuhan orang di sekitarnya.
George mengenang segala kisah lucu sang kaisar baru Jepang selama hidup di Inggris yang juga adalah kerajaan. Termasuk kisah ketika berurusan dengan mesin cuci yang meluap.
"Di Inggris, saya belajar bagaimana mengatur diri saya sendiri, membuat segala keputusan secara mandiri dan menerapkannya," ujar Naruhito saat kembali dari Oxford.
Diwartakan Deutsche Welle, kini dengan berkuasanya Naruhito, dia diharapkan bisa meneruskan kebijakan yang dilakukan sang ayah selama 30 tahun berkuasa.
"Seorang kaisar mengikuti sebuah prinsip. Untuk membagi kesenangan dan kesedihan bersama rakyat. Dari hati ke hati," kata Naruhito saat berpidato dalam perayaan ulang tahunnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Naruhito, Kaisar Baru Jepang yang Humoris dan Piawai Bermain Biola