Tanggul Jebol, Jalan Menuju Setra Yehembang Putus dan Rusak Parah
Jalan alternatif Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana putus dan rusak parah
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Tanggul Jebol, Jalan Menuju Setra Yehembang Putus
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Jalan alternatif Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana putus.
Selain itu jalan juga rusak parah.
Jalan putus ini dikeluhkan warga.
Pantauan Tribun Bali, jalan memiliki lebar sekitar 10 meter itu berada di sisi sungai.
Jalan ini menjadi jalan alternatif yang bisa digunakan warga untuk kegiatan upacara.
Jalan putus ini berada tepat hampir di bibir pantai kawasan tersebut.
Atau berada di barat, Setra Banjar Pasar.
Baca: 2 Duta Seni Denpasar Digembleng Hadapi PKB 2019
Baca: Bumi Pernah Punya Cincin Seperti Saturnus, Namun Hal Ini Membuatnya Lenyap
Kondisi jalan putus akibat gerusan gelombang pasang air laut.
Sehingga, tanggul jebol dan berimbas pada terkikisnya median jalan hingga putus dan tidak bisa dilewati kendaraan.
Salah seorang warga, I Dewa Putu Darmada mengaku, jalan ini merupakan jalan melingkar menuju setra Yehembang.
Jalan alternatif melingkar ini adalah akses untuk ngaben massal.
Juga akses menuju Pura Dalem Desa Yehembang.
"Pastinya kan bermanfaat ketika ada piodalan atau upacara ngaben massal. Jadi jalan yang di timur itu gak macet," jelasnya.
Baca: Dinas PKP Bangli Siapkan 100 Ribu Bibit Ikan, Restocking Dilakukan Bulan Mei Ini
Baca: Tunggu Kehadiran Marco Simic, Ivan kolev Siapkan Tiga Pemain Pengganti
Darmada menyebut, memang sering terjadi air pasang hingga masuk ke sisi tanggul.
Ini mengakibatkan bebatuan yang dipasang sebagai penghalang air, jebol.
Maka dari itu, jalan setapak ikut terkikis hingga hanya bisa dilewati pejalan kaki.
"Kalau ada air besar, kita kan juga takut, imbasnya nanti sampai ke setra. Kami juga gak mau kejadian seperti 1996 dulu, luapan air sungai (bukan hanya dari pasang air laut) sampai ke setra. Sampai-sampai tengkorak itu banyak keluar," jelasnya.
Perbekel Desa Yehembang, Made Semadi menyatakan, sekitar lima tahun lalu pihaknya melakukan swadaya masyarakat.
Tahun 2013 itu, bersama warga membuka jalan di pinggiran sungai.
Baca: 162 Guru PNS Pensiun Tahun 2019, Tabanan Kekurangan Tenaga Pengajar
Baca: Penderita HIV/AIDS Meningkat Tiap Bulan, Nyoman Suyetna Sebut 75 Persen Berasal dari Sesama Jenis
"Dulu cuma satu meter. Sekarang dengan pembukaan jalan itu menjadi 10 meter," jelasnya.
Menurutnya, persoalan bukan soal jalan putus, tetapi jebolnya tanggul yang menjadi kewenangan Balai Sungai dan Jalan Provinsi Bali.
Sehingga akan sia-sia saja ketika dilakukan pengurukan jalan.
"Cukup susah ketika melakukan pengurukan karena persoalan itu adalah jebolnya tanggul. Dan itu kewenangan Balai Sungai," jelasnya.
Untuk itu ia akan bersurat ke Balai Sungai dan Jalan Provinsi Bali untuk perbaikan tanggul.
Dan sementara waktu akan menunggu respons Balai Sungai.
Namun demikian, jika memang persoalan ini semakin urgent, pihaknya akan melakukan langkah cepat untuk melindungi aset desa.
"Kami bersurat dahulu. Kalau memang sudah jelas perbaikan tanggul, maka baru bisa untuk kami lakukan perbaikan jalan desa ini," bebernya. (*)