Kekerasan di Sekolah
Begini Perkembangan Kasus Dugaan Penginiayaan Siswi di Sekolah Versi Kasat Reskrim Polres Klungkung
Setelah menerima laporan, kepolisian juga sudah menyarankan pelapor (NPK dan kakaknya) untuk melakukan visum di RSUD Klungkung
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Rizki Laelani
Begini Perkembangan Kasus Dugaan Penginiayaan Siswi di Sekolah Versi Kasat Reskrim Polres Klungkung
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Kasat Reskrim Polres Klungkung, AKP Mirza Gunawan memgungkapkan, pihaknya telah menerima laporan dugaan penganiayaan tersebut.
Setelah menerima laporan, kepolisian juga sudah menyarankan pelapor (NPK dan kakaknya) untuk melakukan visum di RSUD Klungkung
"Laporan sudah kami proses, dan kami juga sudah meminta keterangan ke saksi yang mengetahui kejadian itu seperti guru dan siswa saat kejadian," ungkapnya
Saat ini kasus itupun ditangani Unit Reskrim Polres Klungkung.
Kepala sekolah di Klungkung berinial IGMS membantah telah menganiaya murisnya berinisial NPK.
Mulut siswi berusia 19 tahun ini terlihat luka robek dan berdarah.
Sang murid mengaku mendapat kekerasan dari kepala sekolah saat berada di ruang TU.
IGMS tidak menampik, saat akan masuk ke ruang TU tersebut ada saling tarik menarik dan dorong mendorong karena NPK berontak.
Saat akan masuk ke ruang TU, NPK tiba-tiba tersandung dan terjatuh
"Saya sesalkan, orang tuanya sempat ke sekolah. Namun tidak ada bertanya bagaimana, langsung saja main lapor polisi. Anak itu (NPK) juga teriak-teriak meminta lapor polisi," ungkap IGMS.
IGMS kepala sekolah yang diduga melakukan penaniayaan pada satu murinya angkat bicara.
IGMS mengatakan, awalnya pihak pembina OSIS meminta siswi NPK untuk keluar dari barisan karena berpakian tidak semestinya
"Ia ini wanita, tapi pakainnya itu tomboi seperti laki-laki. Dimintalah oleh pembina OSIS untuk memperbaikinya," jelas IGMS saat dikonfirmasi
Namun, ternyata hal ini tidak diterima, dan NPK justru teriak-teriak dengan kasar dan melawan gurunya