Keluarga Korban Jembatan Jebol di Baturiti Histeris Saat Pengabenan

Ratusan warga dan keluarga mengiringi jasad I Ketut Sudana (50) dan I Made Budi (50) menuju karang suci Setra Desa Adat Puseh

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Made Prasetya Aryawan
PROSESI PENGABENAN - Ratusan keluarga dan warga menghadiri prosesi pengabenan dua korban jembatan ambruk ke Setra Desa Adat Puseh di Banjar Puseh, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Rabu (8/5/2019). 

Namun, pihaknya sudah mengajukan dan melengkapi surat yang diperlukan untuk dikirim ke BPBD Tabanan.

“Yang jelas segala kelengkapan surat-surat administrasi seperti KTP, KK, ahli waris sudah kami ajukan dan kirimkan ke BPBD,” tandasnya.

Untuk diketahui, mendiang I Ketut Sudana meninggalkan seorang istri, Ni Ketut Lastini (46), dan dua anaknya, I Wayan Aristiawan (25) dan Kadek Ani Puspita Dewi (18).

Sedangkan kepergian I Made Budi juga meninggalkan seorang istri, Ni Made Nyadri (47), dan dua orang anaknya Ni Wayan Rita Riani (26) dan I Made Suardana (20).

Selama prosesi pengabenan kemarin, istri dan anak-anak dari kedua korban pun tampak histeris. Mereka terus menangis sejak jenazah dibawa dari rumah duka hingga setra.  

Dampuk Sempat Tertimbun 15 Menit Sebelum Akhirnya Diselamatkan Warga Sekitar

Keajaiban hidup dirasakan I Wayan Dampuk.

Tertimbun lumpur hingga 15 menit saat peristiwa jembatan ambruk, Pekak Dampuk lolos dari maut.

Dampuk pun bersyukur bisa selamat, namun masih menyisakan trauma.

Ia terus merasa terbayang-bayang dengan kejadian nahas di banjarnya, apalagi dua temannya meninggal dunia.

“Ketika kejadian saya bertiga terjun ke bawah. Saya tertimbun lumpur hingga di bagian pinggang, tidak bisa menarik kedua kaki yang tertimbun lumpur yang sangat lengket saat itu. Kira-kira 15 menit saya di bawah,” tutur Dampuk saat ditemui di rumahnya, Banjar Puseh, Desa Perean, Baturiti, Tabanan, Rabu (8/5/2019).

Pria berusia 61 tahun ini adalah satu-satunya korban selamat dalam peristiwa maut jembatan ambruk di Desa Perean, Selasa (7/5/2019) pagi.

Kejadian itu merenggut dua korban jiwa, yaitu I Ketut Sudana atau Pan Aris (50) dan I Made Budi (50).

“Saat saya tertimbun itu, dua teman saya yang jadi korban sudah tidak kelihatan karena tertimbun material jembatan dan lumpur. Saya hanya sempat lihat tangan Pan Aris bergerak, bagian tubuh lainnya sudah tidak terlihat,” tambah Wayan Dampuk, ketika ditemui menjelang melayat ke rumah duka Made Budi.

Ia pun menuturkan bagaimana ihwal peristiwa maut tersebut.

Baca: Perhitungan Suara Sementara Pilpres 2019 Pagi Ini, Suara Masuk 73,14 Persen

Baca: Perbandingan 2 Calon Ibu Kota Baru Bukit Soeharto dan Gunung Mas Menurut Jokowi

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved