Ramadan 2019

Sejarah Tradisi Tabuh Beduk Saat Ramadan, Tentara Belanda Kocar-kacir Dengar Suara Tedur?

Tradisi bulan Ramadan tak bisa dilepaskan dari bunyi tetabuhan beduk dan kentongan

Editor: Irma Budiarti
www.datasunda.org via GridHot.ID
Ilustrasi Beduk. Sejarah Tradisi Tabuh Beduk Saat Ramadan, Tentara Belanda Kocar-kacir Dengar Suara Tedur? 

Salah satunya di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan.

Tetabuhan beduk dan kentongan mengalun ritmik dari Masjid Shiddiq Zarkasyi Kompleks Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan setiap tengah malam selama bulan Ramadan.

"Dengan melestarikan tradisi Wali Songo yang sangat baik ini, akan membuat pahala para wali yang menciptakan beduk dan kentongan sebagai pemanggil salat terus mengalir," kata pengasuh Ponpes An-Nawawi KH Achmad Chalwani.

Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah ini menuturkan, selain menjadi penanda waktu salat, beduk dan kentongan ini juga ditabuh dalam momentum-momentum tertentu.

Baca: Dibanding Dubai yang Super Mewah, Ternyata Indonesia Lebih Beruntung, lho! Ini Alasannya

Baca: Ungkap Curhat Vera Oktaria Sebelum Ditemukan Tewas Dimutilasi, Sang Ibu Ungkap Putrinya Bermimpi Ini

Seperti menjelang Ramadan, sepanjang tengah malam selama Ramadan, menjelang hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha.

Tetabuhan momentum-momentum tertentu itulah yang disebut tedur.

"Kalau di sini ketukan pukulan beduk dan kentongan antara waktu salat satu dengan yang lain berbeda-beda. Kalau tedur, pukulannya lebih ritmik," terangnya.

Ketika ditanya asal muasal nama tedur, KH Chalwani mengaku tidak begitu paham. 

Nama itu telah turun temurun dipakai sejak zaman dahulu.

Di Purworejo Jawa Tengah, tradisi tedur tidak hanya dilakukan di Berjan saja.

Namun Pesantren dan masjid di desa-desa juga banyak yang melakukannya.

Baca: Berjuluk Orang Paling Beruntung, Ini Kisah Selak Selamat dari Maut 7 Kali & Menang Lotre Rp 14 M

Baca: UPDATE Kasus Mutilasi Kasir Cantik Indomaret, Sosok Ini Diburu Polisi

"Memang saat ini, tedur tidak lagi sesemangat zaman dulu. Maka di An-Nawawi saya memberikan penekanan kepada para santri agar tedur tetap dilestarikan agar tidak punah termakan zaman," ujarnya.

Dalam perjalanan sejarahnya, tedur pernah berjasa turut serta berperan mengusir penjajah Belanda.

Ceritanya, saat tentara Belanda melakukan patroli, dari kejauhan terdengar suara beduk ditabuh.

Kemudian para tentara itu berhenti dan bertanya kepada warga perihal suara tedur yang sayup-sayup terdengar dari kejauhan.

Halaman
123
Sumber: GridHot.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved