Populerkan Puisi ke Masyarakat, Teater Sastra Welang Visualkan Puisi Dalam Bentuk Video Art

Teater Sastra Welang menulis karya sastra puisi, mengaransemennya dalam bentuk lagu, dan memvisualkan dalam bentuk video art

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Irma Budiarti
Sastra Welang
Populerkan Puisi ke Masyarakat, Teater Sastra Welang Visualkan Puisi Dalam Bentuk Video Art 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seringkali puisi hanya berakhir di laci meja, atau di rak-rak buku berdebu atau tumpukan kardus di loteng.

Kesedihan ini mendorong Teater Sastra Welang menulis karya sastra puisi, mengaransemennya dalam bentuk lagu, dan memvisualkan dalam bentuk video art.

Hal ini dilakukan agar puisi semakin dicintai dan populer di masyarakat.

Pada pertengahan bulan April 2019 Teater Sastra Welang kembali berproduksi, dengan meluncurkan video art puisi yang  merupakan alih kreasi puisi bertajuk Hukuman karya Moch Satrio Welang, yang merupakan video klip keempat yang dirilis teater Sastra Welang sejak 2016.

Satrio Welang sebagai penggagas program menyatakan video art puisi ini ditujukan kepada masyarakat, sebagai upaya mendekatkan karya puisi di khalayak publik.

"Ini adalah upaya mempopulerkan puisi di masyarakat, meningkatkan kecintaan terhadap puisi, terhadap karya sastra," ujar Moch Satrio Welang.

Puisi Hukuman karya Satrio Welang ini menggambarkan secara satir tentang pengorbanan perempuan.

Mereka dalam beberapa peristiwa masih perlu membuka hati lebih lebar, menanamkan ikhlas lebih luas dalam beragam pengabdian.

Baca: Ngabuburit Bareng hingga Berbagai Event Menarik Selama Ramadhan Fest di Plaza Renon

Baca: Napi Lapas Perempuan Denpasar Akan dapat Remisi Idul Fitri, Kalapas Minta Hafalkan Ayat Kursi

Ia berharap kedepannya, video art puisi lebih banyak diproduksi, untuk meningkatkan gairah menulis sastra dan menggali kreativitas di media visual.

Dalam video art Hukuman ini, Risma Putri didapuk sebagai penyanyi sekaligus penggubah lagu.

Hal ini merupakan pertama kalinya Risma menantang diri dalam berkreasi mengaransemen puisi dalam bentuk nyanyian. 

Dua aktor teater, Mpol Indra Purnama dan Komang Adi Wiguna turut memperkuat video art Hukuman yang turut tampil dalam teatrikal bersama Risma Putri.

Video art ini pun digarap oleh sutradara Sinjang Poer dari Rumah Produksi yang juga kerap memproduksi video klip penyanyi Eba Ayu Febra dan juga ada Sinjang Poer sebagai sutradara.

"Saya sebagai sutradara hanya melihat bagaimana makna puisi Mas Satrio menjadi bahasa visual yang berdinamika secara tafsir bagi yang melihatnya," jelas Sinjang Poer. 

Satrio Welang menuturkan untuk penggarapan alih kreasi puisi menjadi lagu oleh Risma Putri telah dilakukan sejak tahun lalu dan untuk produksi Video Art Hukuman dimulai sejak awal Maret dan rilis 13 April 2019.

Baca: TRIBUN WIKI - 6 Taman Ini Bisa Jadi Alternatif Tempat Nongkrong di Denpasar

Baca: Tim PFA Bali Berhasil Meraih Posisi Runner Up IMMAPA CUP I 2019

I Made Indra Purnama Suryanatha D atau yang biasa dipanggil Indrampol  menyebutkan video klip art ini dapat menjadi sarana yang pas dalam mendukung sebuah lagu, baik musikalisasi puisi ataupun sebuah single lagu untuk band ataupun penyanyi solo.

Adapun tiga video art yang telah diluncurkan Teater Sastra Welang sebelummya yakni video dance theater Satrio Welang berjudul Shri (2016), Video Art Puisi Keberangkatan ( Risma Putri, 2017 ) dan video art puisi Perang ( Dewi Pradewi, 2017 ). (Put)

 Berikut ini tanggapan penggagas hingga penggiat seni.

Moch Satrio Welang,  Penggagas Program

"Harapan kami, puisi semakin dicintai, puisi semakin dirayakan. Puisi ada di mana mana, diciptakan siapa saja, dibaca siapa saja, dan menjadi peneduh jiwa untuk siapa saja," 

I Made Indra Purnama Suryanatha D, penggiat seni teater

Harapan saya sih ya untuk vidio art ini dapat menjadi alternatif lain untuk berkarya di bidang musik, khususnya muspus, agar tidak hanya sekadar mencipta puisi atau lagu, namun juga membuatnya dalam bentuk video klip.

Komang Adi Wiguna, Pengusaha, tergabung dalam teater Senja

"Video clip art musikalisasi puisi dari Moch Satrio Welang cukup menarik, bisa membawa warna baru industri musik di Bali khususnya. Saya pikir ini mampu menarik minat kawula muda lebih mendalami puisi dan musikalisasi," 

Citra Sasmita,  Seniman Visual

"Direpresentasikan dengan lebih kompleks, ada musik, interpretasi visual dan jadi lebih cair, serta mudah dinikmati anak muda,"

Risma Diyan Saputri, Penyanyi sekaligus pengubah lagu

Risma Diyan Saputri mengatakan project ini sangat positif.

Terlebih saat ini tidak cukup hanya mendengarkan dari audio saja.

“Zaman sekarang ini tidak semua orang bisa tertarik dan merasa puas hanya mendengarkan audio musik saja. Dengan adanya video klip art musikalisasi puisi, kita itu seperti telah menyuguhkan materi yang komplit di dalamnya,” katanya yang juga seorang guru ini.

Dalam materi ini bukan hanya audio saja, namun juga secara visual (video), yang juga menampilkan jalan cerita, ekspresi-ekspresi tertentu ketika menyampaikan lirik.

“Sehingga diharapkan penikmat benar-benar bisa menikmati secara utuh keseluruhan dari musikalisasi tersebut. Pesan dan maksud yang terkandung dalam musikalisasi tersebut lebih mudah dipahami," paparnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved