Serba Serbi

7 Upacara Hindu untuk Menghormati Lingkungan Hidup

Berikut ini upacara untuk menghormati lingkungan dalam masyarakat Hindu di Bali

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali
Pelaksanaan ritual tumpek wariga juga dilakukan pengelola Daerah Tujuan Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan, Tabanan. Ritual yang dipusatkan di bawah pohon Beringin yang disucikan berada di jaba Pura Ulun Danu Beratan. 

Dalam lontar Bhuwana Kosa VIII, 2-3 dikatakan bahwa hutan merupakan sumber penyucian alam dimana patra (tumbuh-tumbuhan) dan  pertiwi (tanah) merupakan pelebur dari segala hal yang kotor di dunia ini

4. Upacara Danu Kertih

Upacara Danu Kertih ini biasanya dilaksanakan dengan melakukan upacara pekelem di danau.

Selain itu ada juga ritual melasti ke danau.

Melasti di Pura ulun Danu Beratan, Tabanan, Kamis (19/3/2015)
Melasti di Pura ulun Danu Beratan, Tabanan, Kamis (19/3/2015) (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Tujuan upacara ini yakni untuk menjaga kelestarian sumber air, baik mata air (klebutan), sungai, danau, dan lainnya.

5. Upacara Jagat Kertih

Upacara untuk keharmonisan di bumi.

Baca: Ismaya Kembali Diringkus Polisi, Kapolresta Denpasar: Masih Penyelidikan Lebih Lanjut

Baca: PDIP Investigasi Kasus Pemukulan Anggota Dewan, Hari Ini Polda Panggil Kadek Diana

Yang dalam hal ini tanah merupakan tempat berpijaknya manusia, bercocok tanam, sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang berguna bagi manusia.

6. Upacara Samudra Kertih

Upacara ini bertujuan untuk menjaga kelestarian laut beserta isi di dalamnya.

Iringan pemedek krama Desa adat kuta saat menggelar Upacara melasti di pantai Kuta, Senin (4/3/2019) dengan latar warna matahari tenggelam
Iringan pemedek krama Desa adat kuta saat menggelar Upacara melasti di pantai Kuta, Senin (4/3/2019) dengan latar warna matahari tenggelam (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Berbagai upacara dilakukan di laut semisal upacara pekelem, melasti, maupun nangluk merana.

7. Nyepi

Dalam perayaan Nyepi di Bali ada yang namanya catur brata penyepian atau empat pantangan yang tak boleh dilakukan.

Amati geni tidak menghidupkan api, amati karya tidak bekerja, amati lelungan tidak bepergian dan amati lelanguan atau tidak bersenang-senang.

Suasana di kawasan lapangan Puputan Badung, Denpasar, Bali, Rabu (9/3/2016).
Suasana di kawasan lapangan Puputan Badung, Denpasar, Bali, Rabu (9/3/2016). (Tribun Bali/ Rizal Fanany)

Sehingga dalam sehari atau 24 jam alam-alam benar 'diistirahatkan'.

Tanpa ada polusi yang mengganggu, dan tanpa ada kebisingan sehingga yang ada hanya kedamaian. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved