Serba Serbi

7 Upacara Hindu untuk Menghormati Lingkungan Hidup

Berikut ini upacara untuk menghormati lingkungan dalam masyarakat Hindu di Bali

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali
Pelaksanaan ritual tumpek wariga juga dilakukan pengelola Daerah Tujuan Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan, Tabanan. Ritual yang dipusatkan di bawah pohon Beringin yang disucikan berada di jaba Pura Ulun Danu Beratan. 

Artinya: 

Adapun sesajen yang dihaturkan berupa peras, tulung sasayut, tumpeng, bubur, tumpeng agung 1, babi guling atau boleh juga guling itik, disertai jajan, panyeneng, tatebus.

Hal ini bermakna untuk memohon keselamatan tanaman agar dapat berbunga, berbuah, dan sesajen berupa sesayut cakragni 1 sebagai simbol penguatan hati dan pikiran untuk menumbuhkan kekuatan batin. 

Selain itu dalam pelaksanaannya ada mantra yang diucapkan yaitu: kaki kaki, i dadong dija? Dadong jumah gelem kebus dingin ngetor.

Ngetor nged, nged, nged, nged, buin selae lemeng Galungan, mebuah apang nged.

Baca: Suster Clementia Kaget Temukan Bayi dalam Tas, Digantungkan di Pintu Pagar Panti Asuhan Sidhi Astu

Baca: Aming Berharap Nikahi Evelyn Kembali, Semoga Dramanya Happy Ending Ya

Hal ini bermakna sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat yang dilimpahkan berupa tumbuhan yang subur sekaligus sebagai pengharapan semoga tumbuhan yang berbuah akan berbuah lebat yang akan dipakai sesajen saat Galungan.

Menurut Kelihan Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita, dahulu biasanya tumbuhan yang diupacarai adalah tumbuh-tumbuhan seperti kelapa dan tumbuhan buah-buahan. 

Tumbuh-tumbuhan ini biasanya tumbuh di pekarangan atau tegalan masyarakat.

"Akan tetapi kini seiring dengan laju perkembangan jaman, khususnya di kota, masyarakat tidak lagi memiliki teba sehingga sangat jarang dijumpai pohon berbuah yang diupacarai pada saat tumpek bubuh. Dampaknya tumpek bubuh secara perlahan mulai tidak dipahami maknanya oleh generasi kekinian," katanya.

Namun menurutnya dengan konsep tanaman buah dalam pot (tabulapot) masyarakat bisa memanfaatkan pekarangannya yang tidak terlalu luas untuk menanam tanaman buah.

Dengan demikian masyarakat juga bisa melaksanakan perayaan Tumpek Wariga di perkotaan walaupun tidak memiliki tegalan.

3. Upacara Wana Kertih

Upacara ini merupakan bentuk keharmonisan antara manusia dengan alam atau lingkungan.

Upacara Wana Kertih merupakan upacara untuk memuliakan hutan maupun gunung.

Walikota, I.B Rai Dharmawijaya Mantra, Wakil Walikota I.GN Jaya Negara, Sekda AAN. Rai Iswara saat ngaturang Bakti Penganyar Pemkot Denpasar, pada Senin (28/1) serangkaian Upacara Wana Kertih, Melaspas Pura Pasar Agung, Segara Kertih Panca Bali Krama, Lan Matetingkeb di Pura Sad Kahyangan, Lempuyang Luhur, Kecamatan Abang, Karangasem.
Wali Kota, IB Rai Dharmawijaya Mantra, Wakil Walikota I.GN Jaya Negara, Sekda AAN. Rai Iswara saat ngaturang Bakti Penganyar Pemkot Denpasar, pada Senin (28/1) serangkaian Upacara Wana Kertih, Melaspas Pura Pasar Agung, Segara Kertih Panca Bali Krama, Lan Matetingkeb di Pura Sad Kahyangan, Lempuyang Luhur, Kecamatan Abang, Karangasem. (Humas Pemkot Denpasar)

Hal ini dikarenakan manusia sadar bahwa hutan memiliki peranan penting dalam kehidupan dan dianggap sebagai paru-paru dunia karena pepohonan di hutan sebagai pemasok oksigen.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved