Inovasi Genteng dari Limbah Tongkol Jagung & Cangkang Kerang, SMAN 3 Denpasar Raih Penghargaan

Saat ini sudah ada inovasi genteng yang terbuat dari bahan alternatif berupa limbah tongkol jagung dan cangkang kerang

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Dokumentasi Siswa SMA Negeri 3 Denpasar
Para siswa SMA Negeri 3 Denpasar saat mengikuti kompetisi World Young Inventors Exhibition (WYIE) serangkaian dari 30th International Invention, Innovation and Technology Exhibition 2019 (ITEX'19) yang berlangsung dari 2 hingga 4 Mei di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seperti yang kita ketahui, masyarakat biasanya memilih genteng sebagai bahan atap bangunan, mulai dari rumah, sekolah hingga gedung perkantoran.

Genteng yang terbuat dari tanah liat keberadaan bahannya saat ini terus berkurang.

Namun tak usah khawatir, saat ini sudah ada inovasi genteng yang terbuat dari bahan alternatif berupa limbah tongkol jagung dan cangkang kerang.

Inovasi ini lahir dari siswa-siswi SMA Negeri 3 Denpasar.

Para siswa tersebut diantaranya I Putu Agus Ananda Giri Putra, Made Hady Sadya Wibawa, Ni Putu Aura Pradnya Shinta, Ni Putu Rania Jenaneswari dan Ni Wayan Dewi Lestari.

“Jadi penelitian kami ini, kami membuat genteng dari tongkol jagung dan cangkang kerang yang dimana kami mendapat latar belakang ide itu dari kebocoran genteng di rumah sendiri,” kata Ni Wayan Dewi Lestari saat ditemui Tribun Bali di sekolahnya belum lama ini.

Dari sana ia dan teman-temannya kemudian mencoba berinovasi membuat penelitian yang memanfaatkan limbah-limbah jarang digunakan atau dimanfaatkan sebagai barang berguna.

Baca: WASPADAI Tanda-tanda Bahaya Serangan Jantung : Mendengkur, Berkeringat, Sakit Dada

Baca: WN Bulgaria Pelaku Percobaan Skimming Ditetapkan Tersangka

"Disana kami berpikir untuk membuat produk ini dari tongkol jagung sehingga tongkol jagung itu dapat nilai kegunaannya itu," tuturnya.

Dewi menuturkan, tongkol jagung bagus dijadikan material bangunan karena mengandung selulosa dan serat yang tinggi.

Meski demikian, jika dijadikan genteng, tongkol jagung dirasa kurang memiliki daya tahan.

“Jadi kami cari lagi mengubek-ubek jurnal, bahan apa-apa yang mengandung kalsium yang sama sekali atau jarang digunakan oleh masyarakat,” tuturnya.

Ia pun akhirnya menemukan kandungan itu pada cangkang kerang.

Limbah cangkang kerang ini mudah ditemukan, mengingat rumah Dewi yang cukup berdekatan dengan pantai.

“Kami menemukan cangkang kerang itu banyak mengandung kalsium, jadi kami mencampurkan dan hasilnya seperti yang kami bayangkan,” tuturnya.

Dewi memaparkan, dalam penelitiannya yang berjudul ‘Clamco Tiles: Environmentally Friendly For Utilizing From Mussel Shells (Corbicula Javanica) And Corn Cob Fiber (Zea Mays)’ dilakukan beberapa jenis pengujian.

Baca: Pratu Kasnun Gugur Dalam Tugas, Warga pun Merasa Kehilangan Putra Terbaik Mereka

Baca: Penuhi Panggilan Polres Klungkung, Kepsek Diperiksa Terkait Dugaan Kekerasan

Pengujian itu diantaranya uji kuat tekan, pengujian daya serap air dan pengujian daya tahan panas.

Karena pengujiannya masih bisa dilakukan sendiri, Dewi melakukannya di Lab Kimia SMA 3 Denpasar dan di rumah seorang teman.

“Kami itu membuat tiga perlakuan dimana P1, P2, dan P3 kami beri nama. Nah untuk pengujian yang paling baik itu pengujian P1nya. Pengujiannya itu kan berbeda-beda, tapi kami simpulkan P1 itu paling kuat dibandingkan perlakuan lainnya,” tuturnya.

Dewi menilai, jika dibandingkan dengan genteng pada umumnya yang terbuat dari tanah liat, genteng hasil penelitian timnya ini diakui lebih baik.

Hal itu dibuktikan dengan mencoba menjatuhkan kedua genteng dari ketinggian tertentu dan genteng yang terbuat dari tanah liat akan pecah, sedangkan genteng buatannya relatif masih utuh.

Selain itu, genteng tersebut juga lebih ringan dibandingkan dengan genteng pada umumnya di pasaran.

“Tergantung dari berat massa yang kami gunakan karena ini baru prototipe kan, kami menggunakan beberapa gram bahan-bahannya saja. Kalau misalnya untuk kami pasarkan itu kami akan menambah lagi beratnya,” jelas Dewi.

Baca: Majikan dan Satpam Ditetapkan Jadi Tersangka, Polda Bali Sebut Adik Eka Juga Korban

Baca: Garuda Indonesia Jajaki Kerja Sama Pengembangan Teknologi Bersama Huawei Tech Investment

Kini Dewi dan teman-temannya patut berbangga, inovasi genteng dari tongkol jagung dan cangkang kerang ini telah berhasil mendapatkan medali perak dan special award saat dilombakan pada kompetisi World Young Inventors Exhibition (WYIE) serangkaian dari 30th International Invention, Innovation and Technology Exhibition 2019 (ITEX'19), yang berlangsung dari 2 hingga 4 Mei 2019 di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia.

Kompetisi itu diikuti lebih dari 500 tim dari 15 negara seperti Asia, Afrika dan Australia.

Kepala SMA 3 Denpasar Ida Bagus Sudirga saat dimintai keterangan mengaku senang dengan anak didiknya yang sudah berkreativitas dan berinovasi menekuni riset-riset seperti ini.

Menurutnya, kedepan hal ini akan terus ditingkatkan sehingga para siswa dalam mengikuti pelajaran sains juga sekaligus bisa langsung menerapkan.

"Jadi mudah-mudahan anak-anak terus menggali potensi dirinya, dan saya selaku kepala sekolah memberikan motivasi terus, baik secara spiritual maupun material sesuai dengan kondisi anggaran sekolah," tuturnya.

Model pembinaan selama ini, kata dia, memang sudah diberikan waktu kepada masing-masing pembina, tidak hanya pada waktu jadwal tetap, tetapi juga pada jadwal lain sesuai dengan kesanggupan siswa di luar jadwal rutin.

"Sehingga kadang juga anak-anak malam mengerjakan tugas-tugas. Tentu dengan pertimbangan-pertimbangan juga," tuturnya.

"Jadi waktu memang kita berikan alokasi penuh kepada pembina dan komitmen kepada siswa," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved