Pria Bali ini Pekerjakan 2.000 Karyawan: Saya Tak Takut Bagi Rezeki, yang Penting Bisa Membantu

Pria Bali ini Pekerjakan 2.000 Karyawan: Saya Tak Takut Bagi Rezeki, yang Penting Bisa Membantu

Penulis: Meika Pestaria Tumanggor | Editor: Aloisius H Manggol
Instagram
Pria Bali ini Pekerjakan 2.000 Karyawan: Saya Tak Takut Bagi Rezeki, yang Penting Bisa Membantu 

"Selama 12 tahun berusaha, saya menikmati, happy selalu karena saya orangnya nggak pernah diam, bekerja, bekerja, bekerja aja," tambahnya.

I Gusti Ngurah Anom atau Ajik Cok saat ditemui Tribun Bali di sela-sela acara Dialog Publik 'Bali Darurat Sampah Plastik, Apa Solusinya?' di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Kamis (28/2/2019)
I Gusti Ngurah Anom atau Ajik Cok saat ditemui Tribun Bali di sela-sela acara Dialog Publik 'Bali Darurat Sampah Plastik, Apa Solusinya?' di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Kamis (28/2/2019) (Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana)

"Ingin maju yang penting itu komitmen, kerja keras, jangan berpikir negatif dan yang paling penting kerja kerja aja. Kalau bisa nggak usah minta pendapat terlalu banyak. Saya sukanya langsung kerja aja, jadi banyak waktu pakai di lapangan," ujar Ajik Krisna.

"Pengalaman masa muda saya yang susah, membuat saya tidak menjadi beban. Begitu saya buka usaha meskipun ada kendala, biasa bagi saya, artinya jangan berhenti bersemangat," kata Ajik Krisna.

Jalan Berliku menuju Keberhasilan

Sebagai informasi, perusahaan Ajik Krisna ini memiliki restoran, sejumlah tempat wisata terkenal di Bali, bisnis penyewaan mobil mewah, hingga hotel.

Ajik Krisna yang merupakan lulusan SMP dan dulu pernah bekerja sebagai tukang cuci mobil.

Kini dengan kerja kerasnya, sekarang ia telah menjadi pemimpin dari setidaknya 1.000 karyawan.

Ajik Krisna dan Atta
Ajik Krisna dan Atta (ist)

Dikutip dari Suar, Hingga bisa hidup serba berkecukupan seperti sekarang, Ajik harus melalui jalan yang berliku.

Ia bahkan memulai pekerjaan pertamanya sebagai tukang cuci mobil keliling dari hotel ke hotel.

Tamat SMP, Ajik Krisna meninggalkan rumahnya di daerah Seririt, Buleleng untuk mencari pekerjaan di Denpasar.

Ajik Krisna saat itu sampai di depan Hotel Rani, Sanur dan memutuskan untuk beristirahat di depan pos satpam. Ia mencoba menarik perhatian pemilik hotel dengan membersihkan sampah di depan hotel.

Pemilik hotel yang melihatnya memperbolehkan Ajik Krisna untuk tinggal di pos satpam dengan syarat ikut menjaga keamanan hotel.

Dari hotel Rani itu, Ajik Krisna mulai mencuci mobil para tamu hotel dan mendapat imbalan berupa uang Rp 2.500. Jumlah yang besar karena saat itu sebungkus nasi dan kopi harganya hanya Rp 75.

Selama 2 tahun ia mencuci mobil dari hotel ke hotel hingga seiring berjalannya waktu, ia mendapat pekerjaan baru di sebuah usaha konveksi.

Kerja kerasnya terus membuahkan hasil. Ajik bisa membangun usaha konveksi sendiri yang diberi nama Cok Konveksi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved