Potensi Pasar India Cukup Besar, BPPD Badung Berharap Ada Direct Flight
Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung, menyayangkan belum adanya direct flight dari Bali ke India
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Potensi Pasar India Cukup Besar, BPPD Badung Berharap Ada Direct Flight
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung, menyayangkan belum adanya direct flight dari Bali ke India.
Padahal potensi pasar India cukup besar, dengan outbound market terbesar kedua setelah China market.
Setiap tahun masyarakat India menghabiskan minimal 10 hari untuk liburan dan mengadakan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) ke luar negeri pada saat cuti tahunan.
Hal ini terungkap dari pertemuan BPPD Badung, dengan Mr Diraj Kumar satu diantara Ambassador BPPD Badung untuk India Market.
Pertemuan tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra di Queen Tandoor Restaurant, Seminyak, Kuta, Badung, Senin (10/6/2019).
“Potensi pasar India cukup besar ini, semestinya digarap lebih intens. Untuk itu harapan kami ada penerbangan langsung (direct flight) dari Denpasar ke beberapa kota di India,” tegas Ketua BPPD Badung, IGN Rai Suryawijaya, Selasa (11/6/2019).
Sebab, kata dia, apabila tidak ada connectivity yang bagus, maka sales mission yang selama ini dilaksanakan akan menjadi tidak maksimal dan kurang efektif.
Target wisman 20 juta tahun ini ke Indonesia dan Bali bisa tercapai.
Sedangkan kunjungan turisn ke Badung yang ditargetkan sebesar 450 ribu wisman pada tahun 2019.
Baca: Empat Pendatang Tanpa Identitas Dipulangkan, Tim Yustisi Pemkab Klungkung Sidak Kos-kosan
Baca: Peramal Deny Darko Terawang Hubungan Asmara Luna Maya dan Faisal Nasimuddin, Ada Kartu Keseriusan
Salah satunya disumbang wisman India.
Ia menjelaskan, selama ini tujuan utama destinasi wisata pasar India adalah Singapura, Dubai, dan Thailand karena memiliki penerbangan langsung ke beberapa kota di India.
Apalagi bulan Januari, Februari dan Maret merupakan season wedding dan honeymoon di India.
“Nah, Bali sangat cocok untuk menggarap market ini. Apalagi rata-rata length of stay pasar India ke Bali 3-4 malam dan tahun 2018 meningkat menjadi rata-rata 6 malam,” sebutnya.
Ini merupakan pertumbuhan yang sangat sehat mengingat ada peningkatan lama tinggal di Bali.
Artinya destinasi Bali yang lebih dari 90 persen menganut agama Hindu sangat pas untuk masyarakat India.
Mengingat ada kesamaan kepercayaan dengan beberapa wilayah di India yang penduduknya menganut Hindu.
Sehingga ada kedekatan agama dan budaya dengan Bali.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong LCC dan maskapai lainnya untuk menggarap pasar India secara lebih intensif.
Adapun maskapai yang menggarap pasar India diantaranya Singapore Airline, Malaysia Airlines, Malindo Air, Air Asia, Thai Airways, Emirates Airlines serta India air.
Baca: Tak Terkena Dampak Gelombang Tinggi, Penyeberangan Sanur ke Nusa Penida Beroperasi Normal
Baca: Target 4 Medali Emas, Begini Persiapan Tim Petanque Denpasar Menghadapi Porprov Bali 2019
“Sayangnya Maskapai Garuda Indonesia yang dulunya sudah pernah buka penerbangan langsung Denpasar-Mumbai harus ditutup karena sedikitnya penumpang (seat load factor),” katanya.
Pertumbuhan Ekonomi Terbaik Kedua
Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Badung, Made Badra, mengapresiasi diskusi potensi market India yang sangat besar ini.
Apalagi pertumbuhan ekonomi India, menjadi yang terbaik kedua setelah China.
“Kabupaten Badung sudah siap menerima lonjakan pasar India, mengingat Badung sudah menyiapkan infrastruktur baik jalan dan perbaikan layanan di destinasi yang ada di Badung, dengan berbagai fasilitas demi kenyamanan wisatawan India selama mereka berlibur di Badung dan Bali umumnya. Kami mendukung agar pasar India ini dikelola dengan baik,” tegasnya.
Lanjutnya, pasar India ini sangat resilien.
“Sebab mereka lebih berani untuk bepergian dibanding pasar lainnya dalam situasi apapun di destinasi,” jelasnya.
Selain itu, sekarang wisatawan India yang bepergian keluar negeri 75 persennya adalah pertama kali travelling termasuk yang datang ke Bali.
Sehingga sangat logis bahwa pasar ini lebih menjanjikan, untuk dikembangkan dimasa mendatang dengan catatan bahwa Bali mampu mengolah secara benar dan strategis market ini. (*)