Dinkes Rahasiakan Kuota Pegawai RS Nyitdah, Sudah Usulkan Perekrutan ke BKPSDM

Rumah Sakit Nyitdah Tabanan rencananya akan uji akreditasi bulan September atau Oktober tahun 2019 ini

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
BUTUH TENAGA - Suasana di Rumah Sakit Nyitdah di Banjar Antugan, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, belum lama ini. Dinkes Rahasiakan Kuota Pegawai RS Nyitdah, Sudah Usulkan Perekrutan ke BKPSDM 

Dinkes Rahasiakan Kuota Pegawai RS Nyitdah, Sudah Usulkan Perekrutan ke BKPSDM

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Rumah Sakit Nyitdah Tabanan rencananya akan uji akreditasi bulan September atau Oktober tahun 2019 ini.

Setelah itu, rumah sakit yang terletak di Banjar Antugan, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri ini membutuhkan banyak tenaga mulai dari dokter spesialis hingga tukang kebun.

Dinas Kesehatan Tabanan mengakui sudah menyetorkan berapa jumlah kebutuhan untuk mengisi tenaga di RS Nyitdah ke BKPSDM Tabanan.

Hanya saja, mengenai kuota dirahasiakan karena masih menunggu jumlah pasti yang akan disetujui oleh Badan Kepegawaian Tabanan

Menurut informasi yang diperoleh, kekurangan tenaga kesehatan dari semua bidang di RS Nyitdah mencapai 150 orang lebih.

Baca: Pembaca Puisi Harus Andal Mengatur Napas, Workshop Ngunda Bayu dalam Seni Sastra Hadir di PKB 2019

Baca: Sekolah Wajib Tambah Hingga 11 Kelas, Pendaftar Zona Kawasan Berbasis NEM di SMPN 10 Capai 500 Orang

Formasi yang dibutuhkan seperti apoteker, dokter spesialis, perawat, dan bidan.

"Saat ini operasionalnya masih Tipe C. Jadi catatannya diawali dengan akreditasi dan survei awal sudah dilakukan pada awal Juni lalu. Jadwal penilaiannya pada September dan Oktober mendatang," kata Kepala Dinas Kesehatan, dr Nyoman Suratmika, Minggu (30/6/2019).

Setelah rumah sakit terakreditasi baru boleh bekerjasama dengan BPJS barulah akan ada pasien.

Sehingga ke depannya dengan mulai bertambahnya pasien pastinya akan membutuhkan tambahan tenaga. 

Seberapa kurang tenaga kerja, kata dia, tergantung berapa layanan yang beroperasional dan berapa ruangan yang akan beroperasional.

Rapat sudah dilakukan untuk pembahasan kebutuhan tenaga.

Baca: Fintech Bisa Dukung UMKM Unbankable, Akun Kredit Perbankan UMKM Baru 16 Juta

Baca: Pertumbuhan Kredit di Bali Lebih Rendah Dibandingkan Nusra

"Yang kurang seperti dokter spesialis, apoteker, perawat, satpam, sopir, dan banyak lainnya lagi. Kebutuhan sudah dimasukan ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) sebagai pihak yang berhak mengadakan tenaga kepegawaian. Kami sudah usulkan dan masih digodok oleh BKPSDM. Berapa pun nanti mendapat kuota, itu tergantung pusat," jelasnya.

"Jika mencari ideal belum lah, yang penting kami jalan dulu. Tapi untuk jumlahnya masih belum pasti karena menyesuaikan dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah," sambung dia.

Kata dia, yang jelas semua sistem pengadaan pegawai melalui seleksi seperti pada dua tahun lalu saat perekrutan pertama tenaga di RS Nyitdah yang menggunakan Computer Assisted Test (CAT).

Pihaknya mengaku sudah usulkan untuk perekrutannya di BKPSDM.

"Sekarang BKPSDM yang mengadakan seleksi, kami di dinkes hanya menerima. Sekarang juga tidak ada lagi pengangkatan tenaga kontrak. Hanya dua kemungkinan yakni Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan CPNS, dan untuk outsourcing nanti masih dimungkinkan seperti perekrutan penjaga malam atau tukang kebun misalnya," tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved