Jalan Rusak Parah Belum Dapat Perbaikan, Warga Swadaya Tutup Pakai Batang Kelapa

Jalan yang juga jalur penghubung Desa Abuan menuju Desa Apuan, Susut itu kini harus ditutup dengan batang kelapa

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Pelan-pelan - Masyarakat Desa Abuan Kauh ketika melintasi ruas jalan tempek Mundung - Abuan Kauh, Senin (5/8/2019). Jalan Rusak Parah Belum Dapat Perbaikan, Warga Swadaya Tutup Pakai Batang Kelapa 

Jalan Rusak Parah Belum Dapat Perbaikan, Warga Swadaya Tutup Pakai Batang Kelapa

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Hampir setahun mengalami kerusakan, ruas jalan Dusun Abuan Kauh menuju tempek Mundung tak kunjung mendapat perbaikan.

Saking parahnya, jalan yang juga jalur penghubung Desa Abuan menuju Desa Apuan, Susut itu kini harus ditutup dengan batang kelapa.

Berdasarkan pantauan Senin (5/8/2019), panjang jalan yang jebol mencapai 8 meter, dengan lebar badan dan bahu jalan mencapai 6 meter.

Di bawah jalan tersebut terdapat jalur air, yang memiliki kedalaman hingga 7 meter.

Warga sekitar yang saat itu melintas harus ekstra hati-hati. Sedangkan mobil pengangkut barang tidak berani melintas, dan memilih untuk memindahkan barang yang diakut ke mobil lainnya yang menunggu di seberang jalan. Menurut klian tempek tengah Dusun Abuan Kauh, Ketut Tama Wika Ariawan, perbaikan kerusakan jalan itu sudah diupayakan melalui dana di desa.

Namun upaya tersebut nihil, lantaran kewenangan jalan milik kabupaten.

“Situasi seperti ini sebenarnya sudah melalui swadaya masyarakat, untuk menutup jalan jebol dengan pohon kelapa. Mengingat ini merupakan jalan darurat, anak-anak maupun pengendara sepeda motor kebetulan melintas kerap merasa was-was. Semoga kerusakan jalan ini segera mendapat perbaikan,” harapnya.

Garuda Unggul Jadi Maskot Pimnas ke 32 di Unud, Ini Maknanya

WNI Bernama Wayan Ada & Wayan Ariana Yang Meninggal di Jepang Tak Terdaftar di BP3TKI Denpasar

Sementara itu, Perbekel Desa Abuan I Wayan Widnyana menjelaskan, kerusakan jalan ini diketahui sejak tahun 2018 sekitar bulan November, akibat hujan deras disertai gempa.

Hanya saja, kerusakan masih tergolong ringan dan badan jalan yang jebol tergolong kecil.

Curah hujan yang tergolong tinggi pada awal tahun 2019, menyebabkan lubang di ruas jalan tersebut kian melebar. Dan pada bulan Februari akhir, seluruh badan jalan telah tergerus.

Imbuhnya, kerusakan jalan ini dipengaruhi pula kondisi jalan yang sangat rawan. Sebab di bawah jalan terdapat terowongan irigasi sepanjang 100 meter.

Widnyana mengaku begitu ruas badan jalan tersebut jebol, pihaknya telah melaporkan pada Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Kawasan Pemukiman (PUPRKim) Bangli.

Dari pihak dinas juga dikatakan telah melakukan peninjauan ke lokasi, bersama dengan anggota DPRD Bangli.

“Karena tuntutan aktivitas masyarakat kami yang tergolong padat, akhirnya masyarakat berusaha swadaya agar jalur ini tetap bisa dilintasi sementara. Baik dari pohon kelapa atau material lainnya seluruhnya dari masyarakat. Jalan ini bisa dilintasi oleh kendaraan roda dua maupun empat. Khusus bagi roda empat, saat melintas tidak boleh membawa beban terlalu berat,” ujarnya.

Ia tidak memungkiri kerusakan jalan ini sangat menghambat perkembangan ekonomi masyarakat, khsusunya yang berada di Abuan Kauh.

Peluncuran Kartu Kredit BNI Telkomsel Dukung Lifestyle Digital

3 Ruko Hangus Terbakar di Pemecutan Klod Denpasar, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Pasalnya dari jumlah penduduk Desa Abuan sebanyak 300 KK, hampir setengahnya berada di seberang jalan yang jebol.

Pihaknya pun yakin jalur darurat ini tidak bertahan lama. Karena tanah di bawahnya juga sudah mulai longsor. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan jebol kembali.

“Ini yang perlu kami mohonkan pada instansi terkait, dalam hal ini karena badan jalan merupakan kewenangan bidang bina marga, dan di bawahnya bidang irigasi, agar bersama-sama memperbaiki jalan ini. Terlebih akses ini merupakan satu-satunya di Banjar Dinas Abuan Kauh, kalau tidak segera diambil, kami khawatir warga di tempek Mundung akan terisolir,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas PUPRKim I Made Soma mengatakan upaya perbaikan masih perlu dikoordinasikan dengan pihak provinsi.

Pasalnya, terowongan jalur irigasi sepanjang 100 meter yang berada dibawah jalan, kewenangannya milik Dinas PU provinsi.

“Koordinasi untuk membicarakan apakah jalur irigasi itu bisa dipindah ke atas. Jika saat ini kami perbaiki, dikhawatirkan ada titik lain yang akan jebol. Sebab itu pula, hingga kini upaya perbaikan belum dianggarkan. Diperkirakan kebutuhan anggaran mencapai Rp 300 juta. Jika hasil koordinasi saluran irigasi bisa dipindah ke atas, maka perbaikannya bisa dianggarkan pada tahun 2020 mendatang,” tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved