Dikalahkan Kaltara, Tim Sepak Takraw Putri Bali Bawa Pulang Medali Perak Pra PON 2019
Tim Bali dikalahkan oleh tuan rumah yaitu Kaltara dengan skor 2-1, sehingga hanya bisa membawa pulang medali perak
Penulis: Putu Dewi Adi Damayanthi | Editor: Irma Budiarti
Dikalahkan Kaltara, Tim Sepak Takraw Putri Bali Bawa Pulang Medali Perak Pra PON 2019
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pra PON 2019 cabang olahraga (cabor) sepak takraw wilayah III berlangsung di Lapangan Tenis Tertutup Telaga Keramat, Tarakan, Kalimantan Utara, tanggal 2-7 Agustus 2019.
Terdapat delapan provinsi yang mengikuti kejuaraan tersebut, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Utara (Kaltara), Bali, Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng).
Bali mengirim beberapa atlet sepak takraw putri terbaiknya mengikuti Pra PON 2019, di antaranya Ketut Ria Darmiyanti dari Buleleng, Ni Wayan Yulianti dari Badung, Ni Wayan Ika Ayuni dari Gianyar, dan Kadek Ratnadi dari Buleleng.
Para atlet itu didampingi Manajer Tim Sepak Takraw Bali, I Nyoman Sukarta dan Pelatih Sepak Takraw Bali, I Wayan Suara.
• Bali Kehilangan Tokoh Pendidikan, In Memoriam Dr Ir Frans Bambang Siswanto
• PDIP Ajukan Lebih Dari 10 Nama Calon Menteri, Jokowi Pastikan Ada Menteri Dari Bali
Atlet sepak takraw Bali, Ni Wayan Ika Ayuni bercerita Tim Bali berhasil mencapai babak final setelah berhasil mengalahkan tiga tim yaitu Kaltim, NTT dan NTB.
Namun di babak final Tim Bali dikalahkan oleh tuan rumah yaitu Kaltara dengan skor 2-1, sehingga hanya bisa membawa pulang medali perak.
Gadis asal Gianyar ini berpendapat, dari semua lawan yang dihadapinya saat Pra PON 2019 kemarin, Tim Kaltara merupakan lawan terberat, karena menurutnya tim tersebut memiliki pengalaman yang lebih banyak dan servis yang bagus.
“Pas final saat melawan Tim Kaltara, karena servisnya bagus, cukup sulit untuk menahan, tapi Astungkara kita bisa menanganinya. Menurut saya, dari segi kemampuan sebenarnya kita sama, namun kita kalah dukungan suporter, tapi kita tetap berusaha menenangkan diri. Di set 1 kita kalah, set ke 2 kita menang, dan set ke 3 kejar-kejaran, yah begitulah kita sudah sangat berusaha tapi keberuntungan ada di pihak tuan rumah. Kita hanya kurang banyak pengalaman latih tanding/try out ke luar Bali,” ucapnya saat dihubungi Tribun Bali, Jumat (9/8/2019).
• Biddokkes Polda Bali Cek Kesehatan Personel Ops Puri Agung XI 2019
• Ubah Sampah Kotor Jadi Bermanfaat, Bahkan Bernilai Ekonomis
Walau ia sempat merasa sedih dengan hasil yang diperoleh Bali di sana, namun Ika tetap bersyukur.
“Awalnya saya sedih karena kalah di final, meskipun sudah lolos ke PON, semua atlet pasti lebih bangga jika membawa pulang medali emas. Tapi kita semua tetap bersyukur karena bisa ngalahin 3 regu/tim yang kuat dan melaju ke final, yang paling penting lolos ke PON 2020 di Papua,” katanya.
Ika berkata ke depannya akan berlatih lebih giat lagi terutama melatih mental dan ketenangan saat bermain/bertanding, agar dapat meraih hasil yang terbaik dan memperoleh medali pada saat PON 2020 nanti.
Setelah Pra PON 2019 berakhir, gadis yang memiliki rambut panjang ini berkata akan fokus untuk mempersiapkan diri menghadapi Porprov Bali 2019 di Tabanan.
(*)