BKSDA Bali Ungkap Hasil Visum Lumba-lumba Mati di Hotel di Buleleng
Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) mengungkap hasil visum lumba-lumba yang mati di hotel di Buleleng
Penulis: Rino Gale | Editor: Irma Budiarti
BKSDA Bali Ungkap Hasil Visum Lumba-lumba Mati di Hotel di Buleleng
Laporan Wartawan Tribun Bali, Rino Gale
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) mengungkap hasil visum lumba-lumba yang mati di hotel di Buleleng.
Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Bali Budi Kurniawan mengatakan, hasil visum memang ada indikator bahwa lumba-lumba tersebut mengalami gangguan pencernaan.
"Saat ini masih proses evaluasi dan baru kemarin kami terima hasil visumnya. Jadi bahan atau alat petunjuk untuk kemudian nanti diambil keterangan dari pengelola," ujarnya, Rabu (14/8/2019).
Pihaknya juga sedang mendalami terkait penyebab kematian lumba-lumba tersebut, apakah ada unsur kelalaian atau tidak.
"Ya indikasi gangguan pencernaan. Berarti harus dicoba diselediki lagi. Yang harus dikembangkan kan banyak, misalnya kondisi air, kondisi pakan. Kita lihat nanti saja, kan ada mekanismenya," ujarnya.
Diketahui, tersisa empat lumba-lumba. Dua lumba-lumba telah direlokasikan kepada pihak lembaga konservasi Dolphin Lodge Bali, Jalan Trita Empul, Sanur Jauh, Denpasar Selatan, Selasa (6/8/2019) lalu.
Kemudian sisa dua lumba-lumba lagi saat ini masih menjalani pemulihan.
"Untuk dua lumba-lumba yang di Buleleng masih dalam proses pemulihan. Kita ada dokter yang mengecek setiap hari dan kasi makan. Memang ada satu yang buta sebelah kanan. Rencana kalau sudah sehat, kita titipkan dulu semuanya ke konservasi lain yang punya fasilitas memadahi. Mereka perlu treatment dan kemampuan survive di alam liar juga perlu treatment," ujarnya.
(*)