Kronologi Perkelahian Maut 2 Kelompok Pemuda di Badung, Tebasan Parang Pelaku Tewaskan Kadek Roy
Berawal dari cekcok mulut di sebuah café di Desa Angantaka, Abiansemal, Badung, dua kelompok pemuda terlibat perkelahian maut, Minggu (25/8) dini hari
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Berawal dari cekcok mulut di sebuah café di Desa Angantaka, Abiansemal, Badung, dua kelompok pemuda terlibat perkelahian maut, Minggu (25/8) dini hari.
Perkelahian ini mengakibatkan seorang pemuda Banjar Sigaran, Desa Sedang, Abiansemal, I Kadek Roy Adinata (26), tewas ditebas.
Sedang temannya, Agus Gede Nurhana Putra (17), dalam kondisi kritis.
Kejadian itu bermula saat Agus Nurhana Putra bersama teman-temannya (kurang lebih 10 orang) sedang minum-minum di café.
• LBH Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Jeratan Pinjaman Online, Puluhan Orang di Bali Jadi Korban
Tiba-tiba datang sekelompok pemuda dari desa lain.
Saat itu pun terjadi adu mulut, hingga mengakibatkan keributan antara kedua belah pihak.
Bahkan saat itu dikabarkan terjadi pemukulan di dalam cafe.
"Keributan sempat berhenti karena ada yang merelainya. Hingga kedua belah pihak sama-sama pergi meninggalkan cafe," ujar Kapolsek Abiansemal, Kompol Ida Bagus Putu Mertayasa, saat menceritakan kronologi kejadian kemarin.
Kejadian yang berlangsung pukul 02.000 Wita itu pun disebutnya tidak selesai sampai di sana.
Malahan keributan kembali terjadi dan saling pukul di jalan raya sebelah barat perumahan Alam Pajar, Desa Angantaka.
• Koster Hentikan Reklamasi Pelabuhan Benoa, Proyek Pengurukan Hancurkan Ekosistem Bakau 17 Hektare
Usai saling pukul memukul, kedua kelompok pemuda itu sama-sama membubarkan diri.
"Satu kelompok pemuda pergi mengarah ke timur jurusan Desa Kutri Gianyar. Akan tetapi Agus Gede Nurhana Putra berusaha mengejar bersama temannya yang bernama I Kadek Roy Adinata hingga di Banjar Tunon, Gianyar," jelasnya.
Tak berhasil mengejar, kedua pemuda itu pun berbalik arah.
Namun dua remaja yang dikejar yakni Putu BWS (15) bersama Dewa PEAM (15) ternyata mengambil sebilah parang, dan kembali mengejar balik.
"Mereka ini saling kejar mengejar. Hingga akhirnya mereka bertemu di pertigaan jalan Desa Adat Samu, Abiansemal. Melihat salah seorang membawa parang, kedua pemuda Banjar Sigaran pun pergi, dan terus dikejar," tuturnya.