Saat Jro Sumerta Peragakan Adegan Habisi Istri, JPU Kesurupan: Iye Nak Sing Pelih, Tiang Ne Pelih

Saat Jro Sumerta Peragakan Adegan Habisi Istri, JPU Kesurupan: Iye Nak Sing Pelih, Tiang Ne Pelih

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Aloisius H Manggol
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Saat Jro Sumerta Peragakan Adegan Habisi Istri, JPU Kesurupan: Iye Nak Sing Pelih, Tiang Ne Pelih 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Aparat Satuan Reskrim Polres Buleleng menggelar rekontruksi kasus pembunuhan Jro Ketut Nurti Mahayoni.

Reka adegan ini dilaksanakan pada Rabu (28/8/2019) sekira pukul 10.30 wita, tepat di lokasi kejadian perkara, atau di rumah korban, di Lingkungan Ketewel, Kelurahan Penarukan Kecamatan/Kabupaten Buleleng

Pelaku Jro Sumerta memeragakan sebanyak 30 adegan, dengan kondisi tangan yang masih terbalut perban, bekas perawatan cuci darah.

Jenazah yang Tertukar Pertama Kali Diketahui Istri Saat Mandikan Jenazah di Krematorium Cekomaria

Sementara peran korban Jro Mahayoni digantikan oleh seorang Polwan dari Unit PPA Polres Buleleng.

Adegan pertama dimulai saat korban Jro Mahayoni baru saja tiba di rumah, dan turun dari mobilnya.

Setelahnya, korban Jro Mahayoni hendak masuk ke dalam rumah melalui pintu dapur, yang terletak tepat di belakang rumah.

Buktikan Cinta Tak Terbatas Fisik, Michael Bommel Nikahi Ni Ketut Raka, Istriku Sempurna Dimataku

Kemudian rekonstruksi mengarah pada pelaku Jro Sumerta.

Jro Sumerta menjalani adegan pertama dengan posisi tengah tidur di dalam kamar.

Kemudian, Jro Sumerta tiba-tiba terbangun saat mendengar Jro Mahayoni yang tidak lain adalah istrinya sendiri, pulang, ditandai dengan suara pintu pagar yang terbuka.

17 Tahun Autopsi Mayat Berbagai Kasus di Bali, Dokter Dudut Rustyadi Pernah Alami Hal Mistis?

Mengetahui istrinya pulang, Jro Sumerta awalnya mencari istrinya di pintu teras depan.

Namun ternyata, korban Jro Mahayoni masuk melalui pintu dapur yang ada di belakang rumahnya.

Selanjutnya, pelaku Jro Sumerta pun berjalan ke arah dapur.

Disana, pria yang telah dikaruniai tiga orang anak ini langsung mengambil sebilah pisau pengutik, lalu disembunyikan di belakang badannya.

Pada adegan ke tujuh, korban Jro Mahayoni terlihat membuka pintu dapur.

Namun sebelum masuk, ia melihat sang suami telah menunggu di balik pintu dengan memegang pisau pengutik.

Sempat terjadi percakapan antara pasutri tersebut.

Dimana, Jro Mahayoni bertanya kepada sang suami alasan mengapa berdiri di belakang pintu sambil memegang pisau.

Namun, pelaku Jro Sumerta menjawab dengan kalimat "tidak apa-apa masuk saja".

Merasa terancam, korban Jro Mahayoni pun bergegas lari.

Namun malang, tangannya berhasil ditangkap oleh pelaku Jro Sumerta.

Hingga pada adegan ke 11 dan 12, Jro Sumerta mengayunkan pisau tersebut ke arah perut kiri korban sebanyak dua kali.

Dalam kondisi terluka parah, korban Jro Mahayoni pun berteriak minta tolong.

Hingga suaranya berhasil didengar oleh saksi Agus dan Anto.

Kedua saksi inilah yang akhirnya melarikan korban Jro Mahayoni ke RSUD Buleleng dengan mengendarai sepeda motor.

Rekontruksi ditutup pada adegan ke 30.

Dimana pelaku Jro Sumerta memeragakan aksi tengah mengepel bekas ceceran darah milik istrinya sendiri.

Diwarnai Kesurupan

Proses rekontruksi yang dilaksanakan selama kurang lebih satu setengah jam ini sempat diwarnai kesurupan.

Jaksa Penuntut Umum yang diketahui bernama Ni Made Astini tiba-tiba terjatuh lalu menangis, tepat saat pelaku Jro Mangku Nyoman Sumerta memeragakan adegan penusukan.

Petugas pun bergegas mengangkat tubuh sang Jaksa Penuntut Umum, lalu dibawa ke ruang tamu, dan direbahkan di atas sofa.

Meski ada kesurupan, Jro Sumerta memilih untuk tidak menyaksikan.

Ia tetap berada di teras belakang rumah, meneruskan adegan rekontruksi.

Sementara Ni Made Astini dalam kondisi kesurupan itu menangis dan meminta kepada petugas untuk tidak menyalahkan Jro Sumerta.

"Tiang nunas ampura. Iye (Jro Sumerta,red) nak sing pelih. Tiang ne pelih. Jangan salahkan raben tiange. Anak mule pemargi tiange kene. Tunasang tiang ring Pura Dalem, biar pemargi tiange becik," ucap Ni Made Astini dalam kondisi kesurupan

"Saya minta maaf. Dia tidaklah salah. Saya yang salah. Jangan salahkan suamiu saya . Memang sudah begini perjalanan (kematian) saya. Mohonkan saya di Pura Dalem, supaya kepergian saya baik-baik,"

Sementara Kasat Reskirim Polres Buleleng, AKP Vicky Tri Haryanto mengatakan, rekonstruksi ini dilakukan untuk mengetahui persisi apa saja yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban.

Sementara modus pembunuhan ini, dilakukan oleh Jro Sumerta lantaran kecewa kepada istrinya.

Dimana, korban Jro Mahayoni diklaim telah menelantarkan pelaku yang dalam kondisi sakit gagal ginjal, dan rutin melakukan cuci darah.

"Tersangka sakit, namun korban menelantarkan. Tidak terlalu care lah terhadap tersangka. Selaku suami ada rasa marah. Dilihat dari adegan rekontruksi setelah melakukan adegan penikaman, pelaku sempat duduk termenung. Boleh dikatakan itu spontanitas menurut saya," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved