Bencana Alam di Bali
HUJAN Sehari, Buleleng Dikepung Bencana, Longsor dan Pohon Tumbang Terjadi di Sejumlah Wilayah
Jenis bencana yang terjadi berupa pohon tumbang dan tanah longsor. Walau demikian, peristiwa ini tidak mengakibatkan korban jiwa.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Hujan yang terjadi pada Minggu (26/10) di wilayah Kabupaten Buleleng mengakibatkan sejumlah dampak bencana. Setidaknya ada empat titik laporan kebencanaan.
Jenis bencana yang terjadi berupa pohon tumbang dan tanah longsor. Walau demikian, peristiwa ini tidak mengakibatkan korban jiwa.
Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, I Gede Suyasa mengungkapkan, peristiwa pohon tumbang terjadi di dua titik. Yakni wilayah Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada dan Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng.
Baca juga: TRAGIS, Hendak Masak Malah Kompor Meledak, Nyoman Siti Kini Dirawat dengan Luka Bakar di Tubuhnya
Baca juga: PERBAIKAN Dianggarkan Rp1,4 Miliar, Jembatan Nusa Lembongan Ditargetkan Tuntas Akhir November
Untuk peristiwa pohon tumbang di Desa Gitgit, jelasnya, terjadi pada Minggu (26/10) sekitar pukul 17.25 Wita. Lokasinya di kilometer 9 pertigaan Banjar Dinas Pumahan. "Yang tumbang pohon jenis sandat dengan diameter 40 sentimeter," ungkapnya, Senin (27/10).
Sedangkan di wilayah Kelurahan Penarukan, lanjutnya, peristiwa pohon tumbang terjadi pada Senin (27/10), sekitar pukul 01.00 Wita. Tumbangnya pohon jenis Ketapang dengan diameter 60 sentimeter ini diakui berdampak pada tertutupnya akses jalan.
"Mengenai penanganannya, kami sudah kerahkan tim untuk evakuasi material pohon tumbang. Sehingga kini akses jalan sudah normal," ucapnya.
Sementara dua titik peristiwa tanah longsor terjadi di wilayah Banjar Dinas/Desa Pelapuan, Kecamatan Busungbiu pada Minggu (26/10) sekitar pukul 17.00 Wita. Tanah longsor mengakibatkan kerusakan tembok penyengker milik warga bernama Kadek Budiarti dan Putu Ariama
"Tembok penyengker milik Kadek Budiarti sepanjang 9 meter roboh menutupi pemedalan jalan menuju Merajan Arya Tegeh Kori, Desa Pelapuan. Kerugian mencapai Rp10 juta. Sedangkan tembok penyengker milik Putu Ariama roboh sepanjang 4 meter. Kerugian diperkirakan Rp5 juta," sebutnya.
Lebih lanjut, menghadapi musim penghujan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya antisipasi. Mulai dari langkah edukasi pada masyarakat, koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), hingga persiapan berbagai alat evakuasi.
"Kami juga mengimbau agar masyarakat lebih waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem," tandasnya. (mer)
| DAMPAK Bencana Banjir 10 September di Bali, BMKG Jelaskan Cuaca Ekstrem & Kerentanan Pulau Dewata! |
|
|---|
| WASPADA Warga Pesisir Karangasem, DPR RI Ajukan Pendeteksi Dini Bencana di Bali ke Pusat |
|
|---|
| ANGIN Puting Beliung Landa Gilimanuk, 13 Rumah Warga Digulung, Simak Beritanya! |
|
|---|
| BENCANA Bertubi-tubi & Cuaca Ekstrem, BPBD Berharap Hidupkan Kembali Budaya Gotong Royong! |
|
|---|
| BENCANA Banjir Bandang di Bali Jadi Peringatan Serius! Normalisasi Sungai & Reforestasi Hutan Bali |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.