Sampah Turunkan Peringkat Bali ke Nomor Empat, Suksma Bali Siapkan Taktik Baru Tahun Ini
Berdasarkan rangking dari Tripadvisor Travel Choice Award, Bali kali ini turun peringkat menjadi nomor 4 setelah London, Paris, dan Roma.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Rizki Laelani
Ketua Suksma Bali 2018, I Made Agus Yoga Iswara, menyebutkan indikator suksesnya acara tahun lalu dari banyak partisipasi insan pariwisata, masyarakat hingga siswa sekolah.
"Ukuran sukses tahun lalu, adalah perhatian pemerintah dengan dikeluarkannya Pergub No. 97 tentang larangan sampah plastik," katanya.
Kemudian yang awalnya hanya IHGMA dengan Paiketan Krama Bali, diikuti deklarasi 19 asosiasi kepariwisataan komitmen penggunaan plastik sekali pakai.
"Tahun lalu kami berhasil mengumpulkan sampah organik 13.784 Kg dan non organik 8.714 Kg. Bayangkan bagaimana gerakan ini dimulai," katanya.
Tahun ini, kata dia, diharapkan lebih banyak sampah plastik yang dikumpulkan.
Ketua Suksma Bali 2019, I GAN Darma Suyasa, mengharapkan tahun ini ada sekitar 40 ribu-50 ribu orang berpartisipasi di 70 titik seluruh Bali.
Baik di kawasan hotel, sekolah, rumah dan lingkungan hingga pasar dan sungai.
Angka ini naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 27 ribu orang saja.
"Bahkan kami akan bekerjasama dengan pengusaha rafting," katanya.
Wakil Ketua Umum I IHGMA, Ramia Adnyana, menyebutkan ada sekitar 130 ribu room night (kamar) di Bali.
"Sebanyak 90 persen ada di Badung, bayangkan dari 130 ribu kamar di Bali, okupansinya 60 persen berarti ada 57 juta botol plastik yang telah beredar dan hilang dengan lahirnya aturan Pergub Bali itu," tegasnya.
Selain sampah, Suksma Bali akan fokus pada menjaga air di Bali khususnya air tanah.
Sebab saat ini, 30 juta liter air tanah digunakan hotel yang ada di Bali.
Untuk itu ke depan, akan dilakukan penanaman pohon oleh semua insan pariwisata dan stakeholder.
Serta mengimbau agar hemat menggunakan air.