Kawasan Besakih akan Dilengkapi Gedung Bioskop untuk Wisatawan yang Datang ke Pura Besakih

Koster menyebut penataan parahyangan Pura Besakih akan dimulai dari pelinggih-nya. Selain sebagai kawasan suci religi, Pura Besakih juga menjadi

Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Prima
Pemerintah Provinsi Bali berencana menata parahyangan, pawongan, dan palemahan kawasan Pura Besakih, Rendang, Karangasem, Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali berencana menata parahyangan, pawongan, dan palemahan kawasan Pura Besakih, Rendang, Karangasem, Bali.

Termasuk salah satunya membangun gedung bioskop untuk wisatawan dan gedung parkir empat lantai.

Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan rencana penataan ini sudah dipaparkan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 22 Juli 2019 lalu, dan Menteri Mochamad Basuki Hadimuljono menyatakan setuju untuk membiayai pembangunan penataan Pura Besakih.

Bupati Karangasem Harapkan 90 Persen Dana Bagi Hasil dari Objek Wisata Besakih

Koster menyebut penataan parahyangan Pura Besakih akan dimulai dari pelinggih-nya.

Saat ini pelinggih-pelinggih yang berada di kawasan Pura Besakih jumlahnya sangat banyak, dan pengelolaannya ada yang dilakukan oleh kabupaten/kota se-Bali.

“Ada kabupaten yang uangnya cukup, ada kabupaten yang uangnya tidak cukup. Lantas apa yang terjadi? Bangunannya berjalan tanpa standar. Dari segi bahan bangunannya, warnanya, arsitekturnya, estetikanya beraneka ragam. Akibatnya jadi semrawut. Pelinggih-nya ada yang hitam, ada coklat,” kata Koster dalam pidato setahun pemerintahannya di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kamis (5/9/2019).

Padahal, lanjut dia, Besakih menjadi pura pemersatu di Bali, mempersatukan masyarakat Bali.

“Nanti parahyangan-nya itu akan dibuat standar, kalau kabupaten tidak punya uang nanti provinsi yang akan membangun,” ujarnya.

Selain sebagai kawasan suci religi, Pura Besakih juga menjadi salah satu tempat wisata di Bali.

Bahkan termasuk destinasi favorit wisatawan.

Selanjutnya setelah dilakukan penataan nanti, maka para wisatawan yang ingin berjalan-jalan melihat suasana Pura Besakih hanya diizinkan dari titik tertentu saja, tidak bisa bebas masuk area pura.

Yang diizinkan masuk area pura hanyalah pemedek yang akan bersembahyang.

“Hanya boleh masuk pura bagi orang yang akan bersembahyang. Mereka harus berbusana Bali, dan membawa banten. Gak boleh sembarangan masuk Pura Besakih. Jadi betul-betul disakralkan puranya,” tegas Koster.

Konsep penataan wisatawan di Pura Besakih ini ditargetkan sudah selesai pada akhir tahun 2019 ini.

“Jadi, wisatawan nanti akan ditata,” tambahnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved