Tradisi Metimpugan di Tenganan Pegringsingan, Uji Kedewasaan Calon Daha dan Teruna
Mereka mengenakan pakaian khas kain gringsing dan membawa kotoran kerbau dicampur lumpur dan buah semangka serta nangka yang mebusuk.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Widyartha Suryawan
tradisi matimpugan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem
Calon daha dilempar (timpug) lumpur dari kotoran kerbau dicampur buah busuk oleh teruna dalam tradisi matimpugan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Senin (16/9/2019).
"Walaupun lumpur bau, tapi tetap harum bagi warga dan calon," ungkap Sudarsana ditemui di Desa Adat Tenganan Pegringsingan.
Sebelum gelar tradisi metimpugan, calon daha dan teruna telah dibersihkan secara sekala serta niskala, baik rohani atau jasmani.
Adapun calon teruna digundul, dan ditatah; lalu diupacarai di pura yang diempon krama Adat Tenganan Pegringsingan.
"Calon daha dan teruna akan dikarantina selama satu tahun. Dalam arti kata dalam satu tahun penuh mereka akan mendapatkan pembinaan serta pendidikan dari pemangku kepentingan. Sesudah itu diasramakan seperti kegiatan ospek. Dibersihkan secara skala serta niskala," tambah Sudarsana, sapaan akrabnya. (*)
Rekomendasi untuk Anda