Setop Pembangunan Hotel di Bali, Tahun Ini Hotel di Bali Bertambah 2.326 Unit Kamar
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berencana menyetop atau memoratorium pembangunan hotel di Pulau Dewata.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
"Kalau menurut saya yang sifatnya kerakyatan tidak terlalu signifikan. Yang masalah yang ini, yang besar-besar ini," kata dia.
Lalu bagaimana dengan daerah di Bali yang mempunyai jumlah hotel sedikit, apakah juga akan dilakukan moratorium?
Astawa mengatakan, jika merujuk kondisi sekarang yang hotelnya sudah over kapasitas dan jarak Bali yang tidak luas, mubazir juga membangun hotel meski di daerah yang jumlah hotelnya sedikit.
Baginya, lebih baik dibiarkan seperti sekarang jumlah hotel tetap paling banyak di Bali Selatan dan tidak ada lagi pembangunan tambahan di daerah manapun.
"Toh pajak hotel di Bali selatan didistribusikan lagi ke daerah lain. Kan inilah one island one management itu ya. Kewenangan pariwisata kalau bisa di-manage di provinsi jauh bisa lebih sejahtera," tuturnya.
Sejak 10 Tahun
Ketua Pusat Unggulan Pariwisata Universitas Udayana (Unud), Anak Agung Putu Agung Suryawan Wiranatha, menyetujui adanya moratorium pembangunan hotel di Bali.
Bahkan dirinya mengaku sejak 10 tahun lalu sudah berbicara agar pembangunan hotel di Bali disetop, setidaknya untuk sementara waktu.
"Dulu kan namanya Puslit (Pusat Penelitian) Pariwisata. Puslit Pariwisata itu sudah 10 tahun lalu merekomendasikan moratorium di zamannya (Gubernur) Dewa Bratha, di zamannya Mangku Pastika, apalagi sekarang," tuturnya.
Menurut Agung Wiranatha, masalah utama pariwisata Bali adalah over suplay kamar dan ini harus segera diselesaikan. "Kalau masalah ini tidak diselesaikan, masalah lain tidak akan selesai. Makanya kalau mau masalah selesai, setoplah pembangunan hotel untuk sementara," tuturnya.
Over suplay kamar hotel ini menyebabkan harga kamar menjadi turun, yang akhirnya menurunkan pula pendapatan service bagi pegawai hotel.
Selain itu, pendapatan hotel juga berkurang sehingga manajemen hotel tidak bisa melakukan perawatan. Akibatnya kualitas properti hotel tersebut juga mengalami penurunan.
"Jadi masalah utama pariwisata Bali adalah kelebihan kamar. Kalau ini disetop setidaknya sampai lima tahun kedepan pariwisata Bali akan pulih kembali. Harga kamar akan naik, pariwisata Bali akan monyer (bagus) kembali," jelasnya.
Selama ini, rencana moratorium pembangunan hotel, khususnya di Bali Selatan, memang hanya sekadar wacana. Sebaliknya, pertumbuhan hotel terus bertambah setiap tahun. Termasuk di kawasan Ubud, Gianyar.