Subak Diserang Hama, Ratu Alit Iringi Prosesi 'Nangluk Merana' di Desa Apuan dan Jelantik Tabanan

Sesuhunan Ratu Alit yang berwujud Rangda diiringi ratusan warga ini nguya (keliling) mengitari sawah seluas 100 hektare

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Widyartha Suryawan
dok. ist.
Krama Desa Pakraman Apuan dan Jelantik, Kecamatan Baturiti, Tabanan melaksanakan ritual nangluk merana (menolak bala) pasca 8 subak diserang hama tikus, Senin (14/10/2019). Sesuhunan Ratu Alit yang berwujud rangda diiringi ratusan warga ini nguya (keliling) mengitari sawah seluas 100 hektare sembari menepuk kulkul dan bersorak selama kurang lebih 7 jam lamanya dari pukul 09.00 - 16.00 Wita. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Mengenakan pakaian adat ke Pura, ratusan krama Desa Pakraman Apuan dan Jelantik, Kecamatan Baturiti, Tabanan, berjalan mengelilingi subak di wilayah setempat, Senin (14/10/2019).

Mereka melaksanakan ritual nangluk merana (menolak bala) pasca 8 subak diserang hama tikus.

Uniknya, sesuhunan Ratu Alit yang berwujud Rangda diiringi ratusan warga ini nguya (keliling) mengitari sawah seluas 100 hektare sembari menepuk kulkul dan bersorak selama kurang lebih 7 jam lamanya dari pukul 09.00 - 16.00 Wita.

Bendesa Adat Apuan, I Ketut Cakra menuturkan, ritual ini mulai dilaksanakan sejak tahun 1980an.

Ketika itu, wilayah setempat terserang hama wereng hingga mengakibatkan petani mengalami gagal panen.

Karena itu, paruman (rapat) pun diadakan saat itu di desa setempat dan sepakat untuk menggelar ritual nangluk merana.

Karena di desa pakraman setempat juga terdapat Ratu Alit, yaitu sesuhunan yang berstana di Pura Puncak Peninjoan, sehingga sesuhunan pun ngunya (keliling) di subak.

Setidaknya, sudah tiga kali ritual serupa dilaksanakan. Setelah diserang hama wereng, subak setempat diserang hama balang sangit, kemudian diserang hama tikus.

Begitu juga tahun 2019 ini atau sekitar 3-4 bulan lalu, hama tikus tersebut kembali ngerebeda (merusak) hingga mengakibatkan gagal panen.

Ada 8 subak yang terdampak yakni yang terletak di Desa Pakraman Apuan diantaranya Subak Apuan, Subak Bakungan Kelod, Subak Bakungan Kaja, dan Subak Pengootan.

Kemudian di Desa Pakraman Jelantik diantaranya Subak Jelantik, Bugbugan 1, subak Bugbugan 2, dan Subak Babakan. 

Seluruh subak ini memiliki luas sekitar 100 hektare.

Krama Desa Pakraman Apuan dan Jelantik, Kecamatan Baturiti, Tabanan melaksanakan ritual nangluk merana (menolak bala) pasca 8 subak diserang hama tikus,  Senin (14/10/2019).
Krama Desa Pakraman Apuan dan Jelantik, Kecamatan Baturiti, Tabanan melaksanakan ritual nangluk merana (menolak bala) pasca 8 subak diserang hama tikus, Senin (14/10/2019). (dok. ist.)

Selain subak, hama tikus juga banyak ditemukan di rumah-rumah warga.

Sehingga, sehari sebelum prosesi ini seluruh warga juga diminta untuk membawa canang dan memohon tirta (air suci) untuk selanjutnya diperciki di penjuru rumah masing-masing.

"Semua subak disini mengalami gagal panen. Sehingga kami bersama para panglingsir, masyarakat, serta pihak subak kembali menggelar nangluk merana ini, karena sudah merupakan dresta di wilayah kami," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved