Subak Diserang Hama, Ratu Alit Iringi Prosesi 'Nangluk Merana' di Desa Apuan dan Jelantik Tabanan
Sesuhunan Ratu Alit yang berwujud Rangda diiringi ratusan warga ini nguya (keliling) mengitari sawah seluas 100 hektare
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Widyartha Suryawan
Prosesi Nangluk Merana
Awalnya, dari Pura Puncak Peninjoan, Ida sesuhunan dipundut menuju Pura Bukit Sari Desa Apuan untuk dilaksanakan upacara persiapan Nangkluk Merana.
Intinya kami memohon kepada Ida Sesuhunan Ratu Alit.
Setelah semua siap dilaksanakan, Ida Sesuhunan kemudian dipundut untuk ngunya (keliling) dengan diringi gambelan kulkul menyusuri persawahan di Desa Apuan dengan luas sekitar 100 hektar.
Selain kulkul, warga juga memukul tanah sawah dengan pohon bongkot sembari mesuryak (bersorak).
Prosesinya mirip dengan mebuu-buu seperti saat Pangrupukan (sehari sebelum Nyepi).
"Semua warga di desa juga terlibat mengiringi ida sesuhunan keliling subak sembari menggebug kulkul dan memukulkan pohon bongkot serta masuryak dengan harapan bisa mengusir seluruh hama yang ada" jelasnya.
Ketut Cakra berharap, dengan digelarnya ritual Nangluk Merana ini, hama tak lagi menganggu subak yang ada di Desa Pakraman Apuan serta Desa Pakraman Jelantik.
"Astungkara dengan ritual nangluk merana ini, seluruh pertanian di subak kami tak diserang hama lagi. Dan segala tanaman yang ada di sawah baik itu padi, palawija, dan bunga tak lagi diserang hama. Karena sesuai dengan kepercayaan kami, ritual ini mampu menghilangkan hama yang sebelumnya sempat mengakibatkan gagal panen," harapnya. (*)