Datang ke Rumah Ni Luh Sukerasih Bareng Istri Baru, WNA Denmark Tendang Pelinggih Hingga Roboh
Datang ke Rumah Ni Luh Sukerasih Bareng Istri Baru, WNA Denmark Tendang Pelinggih Hingga Roboh
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Aloisius H Manggol
Tak terima dengan kejadian ini, Sukerasih pun langsung melaporkan kasus ini ke Mapolres Buleleng, pada Selasa (15/10/2019) sekira pukul 17.00 wita.
Atas laporan itu, pada Rabu pagi, polisi kata Sukerasih langsung melakukan olah TKP.
Namun seusai melakukan olah TKP itu, pada sore hari, Sukerasih mendapatkan jika pelinggih miliknya sudah dalam kondisi baik.
"Saya tanya lagi ke tetangga, katanya pelinggih itu diperbaiki oleh mantan suami saya sendiri. Dia bawa tukang ke rumah untuk memperbaiki pelinggih-pelinggih itu. Kendati sudah diperbaiki, namun kan masih ada prosesi upacara lagi. Walaupun nanti misalnya dia akan menanggung biaya upacaranya, saya akan tetap melanjutkan kasus ini ke polisi. Saya sebagai umat Hindu tidak terima tempat ibadah saya dirusak," tegasnya.
Rencananya, sebut Sukerasih, kasus perusakan ini juga akan didiskusikan bersama tokoh Desa Kalibukbuk, Jumat (18/10/2019).
Sementara Kasat Reskirm Polres Buleleng, AKP Vicky Tri Haryanto membenarkan adanya dugaan kasus perusakan pelinggih yang dilakukan oleh seorang WNA asal Denmark.
Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi.
"Untuk terduga pelaku sudah diinterogasi. Kami masih mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi," singkatnya.
Pernah Dilaporkan Kasus Penganiayaan
Melaporkan sang mantan suami ke polisi, diakui Sukerasih, juga pernah ia lakukan pada 2015 lalu.
Kala itu, Sukerasih mengaku dianiaya oleh LC, hingga membuat tulang pergelangan tangan kanannya bergeser.
Penganiayaan ini terjadi saat Sukerasih memergoki LC tengah berselingkuh dengan wanita lain di salah satu penginapan di Kecamatan Buleleng.
"Saya pergok dia berselingkuh. Kemudian tangan saya dipelintir sampai tulangnya bergeser, hanya untuk menyelamatkan perempuan selingkuhannya itu agar bisa kabur. Sudah saya laporkan kepolisi, namun hanya dikenakan sanksi Tipiring," terangnya.
Terlepas dari kisah pahit tersebut, Sukerasih mengaku kini kembali melaporkan sang suami ke polisi, karena murni tidak terima jika tempat ibadahnya dirusak.
"Saya saja misalnya saat datang bulan, tidak berani berada dekat dengan pelinggih. Ini dia kok bisa-bisanya menendang pelinggih itu berulang-ulang kali hingga roboh. Pakai kaki lagi. Saya laporkan dia, agar kasus seperti ini tidak terulang kembali," kata Sukerasih dengan nada kesal. (*)