Kebakaran Lahan di Kintamani Kian Meluas, Api Merembet 600 Meter ke Utara
Kebakaran lahan di wilayah Kecamatan Kintamani masih terjadi hingga memasuki hari ketiga.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Kebakaran lahan di wilayah Kecamatan Kintamani masih terjadi hingga memasuki hari ketiga.
Senin (21/10/2019) kemarin, kebakaran terjadi di dua titik pada waktu yang hampir bersamaan.
Kepala Pelaksana BPBD Bangli, I Wayan Karmawan mengatakan, peristiwa kebakaran pada Senin (21/10/2019) terjadi di Dusun Kubusuih, Desa Sukawana dan Desa Batur Selatan.
Api melalap kebun cengkih. Pemadaman dilakukan dengan cara manual.
“Titik apinya terus berpindah-pindah. Pada hari Sabtu titik api diketahui pada lahan di belakang Restoran Amora. Minggu malam titik api berpindah 500 meter ke sebelah utara, yang menyebabkan hutan cemara BKSDA terbakar. Sedangkan pada hari ini (kemarin), kembali berpindah sekitar 600 hingga 1 kilometer ke utara dari musibah kebakaran Minggu malam. Titik kebakaran berada di dekat Restoran Madusari,” ucapnya.
Masih terjadinya kebakaran lahan di Batur Selatan, kata Karmawan, disinyalir akibat embusan angin di wilayah Kintamani yang masih kencang.
Dalam tiga hari musibah kebakaran, Karmawan mengatakan kebanyakan terjadi di lahan milik warga.
Kebakaran hutan lindung hanya terjadi pada Minggu malam, yang merupakan kewenangan BKSDA.
Karmawan belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut. Pihaknya pun masih melakukan pendataan luas lahan yang terbakar.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa menambahkan, kendala utama upaya pemadaman lantaran faktor cuaca.
Terpaan angin di wilayah Kintamani masih kencang. Selain itu, upaya pemadaman tidak bisa dilakukan 100 persen karena keterbatasan alat.
“Kami tidak bisa menjangkau titik-titik api yang berada di jurang. Selain itu kami juga terkendala medan yang sempit. Seperti di Kubusalya saat kejadian Minggu malam, itu medannya sempit sehingga armada damkar tidak bisa masuk. Jika berbicara potensi, selama kondisi cuaca terik, belum turun hujan, dan masih ada angin ya tidak kemungkinan ada. Namun kami berharap, mudah-mudahan kebakaran lahan tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Bangli, I Komang Carles mengatakan, kebakaran lahan dan hutan di wilayah Kintamani merupakan musibah tahunan.
Menurut dia, saat memasuki musim kemarau semestinya damkar mesiagakan armadanya di wilayah Kintamani, sebagai langkah antisipasi.
“Rumahnya kan sudah ada di Kintamani. Sudah dibuatkan sejak beberapa tahun lalu. Kalau memang alasannya armada damkar terbatas, dari total aramada yang ada paling tidak satu atau dua unit lah sidaga sementara di Kintamani. Ini dalam rangka pencegahan. Apalagi sekarang selain kemarau, juga ditambah angin kencang,” ucapnya.
