Pendidikan

CEGAH Tindakan Kekerasan di Sekolah, Disdikpora Bangli Bentuk Tim Antibullying

Kepala Disdikpora Bangli, I Komang Pariartha, menyatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim penanganan dan pencegahan kekerasan di sekolah.

istimewa
SISWA BERMAIN - Potret siswa di Kabupaten Bangli, Bali. Disdikpora Bangli bentuk tim antibullying di sekolah. 

TRIBUN-BALI.COM - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Bangli gencar melakukan sosialisasi untuk mencegah tindakan bullying di sekolah.

Kepala Disdikpora Bangli, I Komang Pariartha, menyatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim penanganan dan pencegahan kekerasan di sekolah.

"Kami memberikan perhatian khusus untuk mencegah tindakan bullying di sekolah. Jadi setiap pertemuan dengan pihak sekolah kami selalu tekankan bahaya bullying ini," ujar Pariartha baru-baru ini.

Selain sosialisasi melalui pihak sekolah, Disdikpora juga bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bangli dan kepolisian.

Pariartha menambahkan bahwa pihaknya menekankan pentingnya pendidikan karakter, olah pikir, olah rasa, dan olah hati untuk mencegah tindakan bullying.

Baca juga: KETUA DPRD Badung dan Desa Adat Jimbaran Bantah Isu Pungli dari Retribusi Parkir di Kawasan Cafe 19 

Baca juga: BOGEM Cewek di Buleleng, Ketut Sumendra Dilaporkan ke Polres Buleleng, Niat Hendak Nonton DJ Perform

"Kita menekan ke sekolah melakukan pendidikan karakter melalui kepramukaan. Seperti kemarin kita memberikan pelatihan kemahiran dasar kepramukaan, ini tentunya bisa menularkan ke sekolah-sekolah," katanya.

Meskipun demikian, Pariartha mengakui bahwa masih ada praktik bullying kecil di sekolah yang perlu ditangani serius oleh kepala sekolah. "Kalau tidak serius kita tangani tentu akan menjadi hal yang mengkhawatirkan. Akan berbahaya bila kita tidak melakukan pendekatan tertentu," bebernya.

Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Tiga, I Ketut Merta, menyatakan bahwa sekolahnya telah membentuk tim penanganan kekerasan yang efektif dalam mencegah bullying. "Tim ini pagi-pagi bergerak, setelah melakukan Tri Sandya, berikan pengarahan dan per kelas juga dilakukan pengarahan guna mencegah bullying," akunya.

Pascaterbentuknya tim, Merta mengatakan bahwa rasa kekeluargaan di kalangan anak-anak tumbuh dengan baik. "Sebelum tim terbentuk, sempat ada anak yang tidak berani sekolah lantaran adanya masalah dengan temannya. Setelah tim terbentuk, masalah ini sudah bisa ditangani, dan anak tersebut mau kembali ke sekolah," ucap Merta. (weg)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved