KRI Bima Suci - 945 Sandar di Pelabuhan Benoa, Ini Kegiatannya Selama di Bali
KRI Bima Suci - 945 telah berlayar mengunjungi beberapa negara sahabat, dan hari ini KRI Bima Suci - 945 tiba dan bersandar di Pelabuhan Benoa
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Para Taruna yang terdiri dari Korps Pelaut, Tehnik, Elektro dan Suply diberikan pelatihan dan materi pelajaran sesuai dengan profesi masing-masing serta pengenalan tentang tata cara kehidupan ABK kapal perang sesuai dengan Peraturan Harian Sifat Tetap (PHST) TNI AL.
Dalam pelaksanaan latihan, Satlat KJK 2019 mengemban tiga misi khusus yang harus dilaksanakan, antara lain sebagai kapal latih Taruna AAL, diplomasi negara dan sebagai duta bangsa yang bertugas memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia internasional.
Sedangkan Satgas LN Diplomasi Duta Bangsa 2019 bertugas membawa misi diplomasi bertemakan Maritime Fulctrum Brotherhood, yang menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Negara Indonesia adalah sebagai poros maritim dunia yang memiliki karakter dan keanekaragaman seni budaya.
Bagi para Taruna dan Taruni AAL, KRI Bima Suci - 945 mempunyai arti penting karena telah mengajarkan mereka bagaimana menjadi seorang Grand Ambassador, pemimpin masa depan TNI AL yang mampu mengemban misi diplomasi antar negara.
Serta mampu mengidentifikasikan makna diplomasi Angkatan Laut sebagai Confidence Building Measure (CBMs), Civil Military Relation dan Wider Foreign Policy Objectives in Order Countries Area of Defence.
Selama berada di Pulau Dewata Bali, KRI Bima Suci - 945 akan mendukung para Taruna dan Taruni AAL melaksanakan kegiatan sosialisasi dan promosi ke sekolah-sekolah SMA dan SMK, olah raga bersama dengan prajurit Lanal Denpasar Bali, Kirab Marching Band Genderang Suling Gita Jala Taruna AAL di Jalan Raya Pantai Kuta, Coctail Party di atas geladak kapal serta pertunjukan tarian khas budaya Indonesia.
Komandan KRI Bima Suci - 945 selaku Palaklat KJK 2019 didampingi Dansatgas Diplomasi Duta Bangsa dan beberapa Taruna AAL akan melaksanakan Courtisy Call (CC) ke pejabat Gubernur Bali, Pangdam IX/UDY, Kapolda Bali dan Wali Kota Denpasar.
Diharapkan dari kunjungannya ke Pulau Dewata Bali, KRI Bima Suci - 945 akan mampu membawa citra positif dan nama baik Bangsa Indonesia di mata dunia Internasional.
“Pelaksanaan kedatangan pelayaran KRI Bima Suci ini, adalah membawa Satgas Kartika Jala Krida, tugasnya adalah melaksanakan pelayaran Duta kebangsaan diplomasi, dia membawa taruna-taruni untuk melaksanakan praktek berlayar. Bagaimana mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat di Akademi Angkatan Laut dipraktekkan dengan KRI Bima Suci ini, selain melaksanakan praktek pelayanan dengan KRI ini, tugas dan misinya adalah membawa diplomasi hubungan kenegaraan karena ada singgah ke 9 negara,” ujar Komandan satgas pelayaran diplomasi duta bangsa letkol laut (P) Waluyo.
Setelah dari Bali, KRI Bima Suci-945 akan melanjutkan pelayaran ke Darwin, kemudian lanjut ke Banyuwangi, dan kembali ke Pangkalan Surabaya.
Saat disinggung mengenai hambatan selama pelayaran, ia mengungkapkan tentu ada hambatan, khususnya dari segi cuaca, ombak dan angin.
“Selama pelayaran itu pasti sudah hambatan itu, terutama dari mana dari alam ya. Seperti cuaca ombak angin, Makanya di dalam pelayaran di setiap KRI itu pasti wajib melihat BMKG seminggu dua minggu ke depan. Tujuannya apa? Biar mengetahui keadaan cuaca kayak kita di jalan ini sudah ada jalan raya kalau di kapalnya kita membuat track itu kita bisa berlayar. Oh di sini ada cuaca ini dia bisa belokan track,” paparnya.
Pengalaman yang dilaluinya masih ingat sampai saat ini saat bersandar di Shanghai China.
"Ketika merapat ke Shanghai di China kebetulan kita sudah datang lebih awal, karena di sana akan dilewati Badai Lingling. Otoritas Pelabuhan Shanghai melarang untuk bersandar, ya karena itu prosedur AL China, jadi kita mengikuti apa yang menjadi aturan negara setempat," imbuhnya.
(*)