Warga Alirkan Air ke Kebun Cengkih, Perparah Kekeringan di Desa Pangkung Paruk

Musim kemarau berkepanjangan membuat volume air bersih di wilayah Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Buleleng mengecil

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
Kompas.com
Ilustrasi kekeringan - Warga Alirkan Air ke Kebun Cengkih, Perparah Kekeringan di Desa Pangkung Paruk 

Warga Alirkan Air ke Kebun Cengkih, Perparah Kekeringan di Desa Pangkung Paruk

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Musim kemarau berkepanjangan membuat volume air bersih di wilayah Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Buleleng mengecil.

Warga yang ada di wilayah Dusun Laba Amerta, Pangkung Paruk, dan Laba Nangka di desa setempat terpaksa mengambil air dari desa tetangga untuk keperluan Mandi Cuci dan Kakus (MCK).

Perbekel Desa Pangkung Paruk, Ketut Sudiarsana mengatakan, sumber mata air untuk warga di Desa Pangkung Paruk selama ini diambil dari kawasan Hutan Yeh Selem, menggunakan pipa berukuran 3,5 dim.

Namun dengan kondisi cuaca seperti saat ini, air bersih tidak dapat disalurkan ke seluruh rumah warga.

"Saat ini hanya bisa dialirkan ke keran umum, karena debitnya menurun," jelasnya, Selasa (22/10/2019).

Pihak desa bahkan sebut Sudiarsana sudah berupaya menambah debit air dengan sumur bor serta mengambil air sungai yang ada di desa setempat menggunakan mesin pompa.

Bersyukur Bali Dapat Jatah Menteri, Ini Pesan PDIP ke Bintang Puspayoga Yang Jadi Menteri PPA

Nasabah Tuntut Kembalikan Rp 11 Miliar, PT SGB Teken Kesepakatan Pengembalian Uang

Namun upaya itu belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhuan masyarakat, utamanya yang ada di tiga dusun tersebut.

Hal ini dikarenakan, ada beberapa warga yang tinggal di dekat sumber mata air, justru mengalirkan air untuk perkebunan cengkihnya.

"Ada beberapa warga pakai pipa ukuran satu dim, untuk mengaliri kebun cengkihnya. Kami sudah melarang tindakan beberapa warga, dan akan dilakukan pengawasan bersama pihak kepolisian. Karena pengambilan tanpa izin ini telah merugikan warga yang lebih banyak," jelasnya.

Krisis air bersih juga terjadi di Desa Pedawa dan Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng.

Dinas PUPR Buleleng mulai menyusuri sumber air yang ada di tebing Dusun Marga Langu, Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, untuk membantu menambah penyediaan air yang ada di dua desa tersebut.

Bintang Puspayoga Jadi Menteri, Begini Sepak Terjangnya Saat Menjadi ASN di Pemkot Denpasar

Bantu Penyandang Disabilitas, Kodim 1611/Badung Berikan 8 Unit Kursi Roda

Dari hasil penyusuran kemarin itu, Kepala Dinas PUPR Buleleng, Suparta Wijaya mengatakan, pihaknya telah menemukan dua titik lokasi sumber air yang diperkirakan memiliki total limit lima liter per detik.

Atas temuan ini, Suparta mengaku akan menentukan konsep struktur jaringannya terlebih dahulu, mengingat lokasi sumber air ada di tebing bukit.

Sehingga ditargetkan sumber air itu dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air di Desa Tigawasa dan Desa Pedawa pada 2020 mendatang.

“Setelah melihat besaran debet dan titik lokasinya seperti apa, nanti anggaran biaya yang diperlukan akan terlihat, baru kita lakukan tahap selanjutnya," katanya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved