Cerita 5 Relawan Mengukur Nyali Tangkap Ular Piton 200 Kg, Akhirnya Diangkut Ekskavator, Video Viral
Ular piton seberat 200 kg membuat resah. Usaha untuk menangkap ular piton pun dilakukan 5 relawan.
TRIBUN-BALI.COM - Ular piton seberat 200 kg membuat resah. Usaha untuk menangkap ular piton pun dilakukan 5 relawan.
Namun, usaha mereka terhalang nyali melihat ukuran ular piton yang super besar tersebut.
Akhirnya, tim khusus didatangkan. Alat berat ekskavator pun diturunkan untuk mengevakuasi ular piton yang perutnya terlihat membuncit.
• Awal Kematian Aprianita PNS Kementerian PU, Diberi Minuman, Dijerat hingga Dicor di Pemakaman
• Ada Kondom dan Tisu Bekas, Artis Cantik FA Bersama Pelanggannya Asal Bekasi Diboyong Polisi
Video Evakuasi Viral
Sebuah video menampilkan ular piton dengan perut buncit terlihat muncul di permukaan kubangan air viral di media sosial pada Jumat (25/10/2019).
Dalam video berdurasi sekitar 3 menit 41 detik itu, terlihat sejumlah warga tengah mengelilingi ular piton itu dan berupaya memindahkannya dari tempat semula.
Adapun video ular piton tersebut diunggah oleh akun Instagram Warung Jurnalis, @warung_jurnalis.
Hingga Jumat petang, video itu telah ditonton sebanyak lebih dari 58.000 kali dan telah dikomentari ratusan pengguna Twitter.
Pada narasi yang disematkan di video itu disebutkan peristiwa itu terjadi di Bengkalis.
Evakuasi ular disebut dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau.
Bagaimana kisah sebenarnya?
Kepala Bidang KSDA Wilayah 2 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Heru Sutmantoro, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/10/2019), mengisahkan cerita di balik video yang beredar itu.
Ia mengatakan, peristiwa yang terekam dalam video benar terjadi pada Selasa (22/10/2019).
Adapun lokasi ditemukannya ular sepanjang 7 meter ini yakni di Desa Api api, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
"Menindaklanjuti laporan warga (Mulyono) pada pukul 09.15, anggota Resort Bukit Batu langsung menuju TKP bersama Mulyono langsung mengamankan TKP dan meminta alat berat yang ada di sekitar kebun untuk membuat embung (lubang tampung air) agar ular tidak kepanasan," ujar Heru kepada Kompas.com.