Pengakuan Ilyas Pembunuh Bayaran yang Gugup Saat Jerat Leher PNS Kementerian PU, 'Saya Terpaksa'
Ilyas Kurniawan mengaku menjerat korban saat berada di mobil karena terpaksa.Dia pun mengaku mendapat bagian bayaran Rp 4 juta dari "pekerjaannya"
TRIBUN-BALI.COM - Ilyas Kurniawan pemuda 26 hanya tertunduk menyesali perbuatannya menjadi eksekutor pembunuhan Aprianita usianya 50 tahun dan tercatat sebagai PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah I Satker Metropolis Palembang.
Ilyas Kurniawan mengaku menjerat korban saat berada di mobil karena terpaksa.
Dia pun mengaku mendapat bagian bayaran Rp 4 juta dari "pekerjaannya" menghabisi Aprianita.
Kepada polisi Ilyas mengaku mengenal Aci karena sering nongkrong di daerah TPU.
Malam sebelum kejadian pembunuhan, Ilyas bercerita bahwa Aci minta ditemani untuk menemui seseorang.
Di hari yang telah dsepakati, Ilyas menemui Aci yang langsung memaksanya masuk ke dalam mobil.
Saat di dalam mobil, Yudi langsung menyerahkan seutas tali kepada Ilyas dan meminta untuk menjerat Aprianita yang lemas di kursid epan penumpang.
llyas mengaku gugup, Yudi dan Aci memaksanya untuk menjerat korban hingga tewas.
"Saya tidak ada pilihan. Mereka memaksa saya," ujarnya.
Setelah membunuh, Ilyas diantarkan pulang oleh Yudi ke rumahnya di kawasan Ariodila, Palembang.
Ilyas mendapatkan upah sebesar Rp 4 juta karena membunuh korban.
Uang hasil upah tersebut habis digunakan utnuk foya-foya bahkan untuk membeli minuman keras.
"Semua uangnya saya habiskan foya-foya. Beli minum, tidak saya berikan ke keluarga," ujarnya tertunduk menyesal.
• Cerita 5 Relawan Mengukur Nyali Tangkap Ular Piton 200 Kg, Akhirnya Diangkut Ekskavator, Video Viral
• Awal Kematian Aprianita PNS Kementerian PU, Diberi Minuman, Dijerat hingga Dicor di Pemakaman
• Ada Kondom dan Tisu Bekas, Artis Cantik FA Bersama Pelanggannya Asal Bekasi Diboyong Polisi
Kronologi Kejadian
Mendiang Aprianita usianya 50 tahun dan tercatat sebagai PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah I Satker Metropolis Palembang.
Aprianita menjadi korban pembunuhan berencana teman dekatnya, Yudi Tama Rianto (50) yang berstatus honore di Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah I Satker Metropolis Palembang.
Keduanya saling mengenal sejak 2014 lalu. Merasa saling kenal dan dekat, awal petaka pun dimulai.
Sebelum jada Aprianita ditemukan dikubur dalam coran di lahan pemakaman, ada bisnis kotor yang dilakukan sang pelaku pada korban.
Jual Beli Mobil Innova
Tepatnya pada 26 Agustus 2019, Yudi menawarkan mobil jenis Toyota Kijang Innova keluaran tahun 2016 pada Aprianita.
Perempuan itu pun menyetujui membeli mobil tersebut.
Ia kemudian mentransfer uang sebesar Rp 145 juta kepada Yudi untuk membeli mobil tersebut.
Namun, ternyata janji tinggal janji. Mobil Kijang Innova yang dijanjikan tidak kunjung datang.
Aprianita pum mendesak Yudi mengembalikan uang yang telah ditransfer.
Kala itu, Yudi hanya mengembalikan uang Aprianita sebesar Rp 50 juta.
Aprianita berniat menemui Yudi dan menagih uang sisa pembelian mobil sebesar Rp 35 juta.
Yudi bingung dan menceritakan masalah tersebut kepada Aci, pamannya.
Oleh sang paman, Yudi disarankan untuk membunuh Aprianita.
Minta Bayaran Rp 15 Juta
Pamannya meminta Yudi menyediakan uang Rp 15 juta untuk menyewa dua orang yang akan membantu pembunuhan.
Terbujuk sang paman, Yudi mulai mengatur rencana untuk membunuh teman dekatnya, Aprianita.
Di hari itu, Yudi menjemput Aprianita di rumahnya, yakni di Jalan Sriwijaya, Kelurahan demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang.
Di tengah jalan, Yudi membeli minuman dan obat tetes mata dan mencampurnya.
Ia kemudian meletakkannya di dasboard mobil.
Yudi pun sampai di rumah Aprianita. Saat teman dekatnya itu masuk ke dalam mobi, Yudi menawarkan minuman yang telah ia campur dengan obat tetes mata.
Aprianita pun menenggak minuman tersebut dan langsung lemas tak berdaya.
Yudi membiarkan Aprianita yang masih hidup dalam kondisi lemas di dalam mobilnya.
Ia pun kemudian menjemput sang paman, Aci. Ternyata Aci mengajak rekannya.
Mereka kemudian menjerat Aprianita dari tempat duduk bagian belakang. PNS Kementerian PU tersebut tewas di tangan tiga tersangka.
Mereka pun kemudian membawa jasad Aprianita ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat.
Hari sudah berganti malam. Aci kemudian menurunkan jasad Aprianita.
Lalu Yudi langsung mengantarkan dua pelaku lainnya pulang.
Karena Aprianita tak kunjung pulang, di hari yang sama pihak keluarga melaporkan ke polisi bahwa Aprianita diculik.
Jumat (25/10/2019), jasad Aprianita ditemukan tewas dan jasadnya dicor di TPU Kandang Kawat, Palembang.
Dikubur Sedalam 50 Sentimeter
Sebelumnya, petugas sudah menggali lima lokasi di sekitar KPU untuk menemukan jasad Aprianita.
Perempuan PNS Kementerian PU tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan kaki terikat tali.
Aprianita juga masih menggunakan baju yang sama, saat dia meninggalkan rumah pada 9 Oktober 2019.
Jasad Aprianita ditemukan di kedalaman sekitar 50 sentimeter.
Saat penggalian, Heriyanto (55), kakak Aprianita, langsung turun tangan dengan memecahkan bagian atas cor yang menimbun tubuh Aprianita.
Setelah dibongkar, kondisi mayat sudah busuk dan sebagian tubuhnya rusak.
Otak Pembunuhan Tukang Gali Kubur
Sang paman, Aci alias Nopi yang menyarankan Yudi membunuh Aprianita, ternyata tukang gali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat.
Hal tersebut diungkapkan Ilyas Kurniawan (26) salah satu tersangka pembunuhan.
Kepada polisi Ilyas mengaku mengenal Aci karena sering nongkrong di daerah TPU.
Malam sebelum kejadian pembunuhan, Ilyas bercerita bahwa Aci minta ditemani untuk menemui seseorang.
Di hari yang telah dsepakati, Ilyas menemui Aci yang langsung memaksanya masuk ke dalam mobil.
Saat di dalam mobil, Yudi langsung menyerahkan seutas tali kepada Ilyas dan meminta untuk menjerat Aprianita yang lemas di kursid epan penumpang.
llyas mengaku gugup, Yudi dan Aci memaksanya untuk menjerat korban hingga tewas.
"Saya tidak ada pilihan. Mereka memaksa saya," ujarnya.
Setelah membunuh, Ilyas diantarkan pulang oleh Yudi ke rumahnya di kawasan Ariodila, Palembang.
Ilyas mendapatkan upah sebesar Rp 4 juta karena membunuh korban.
Uang hasil upah tersebut habis digunakan utnuk foya-foya bahkan untuk membeli minuman keras.
"Semua uangnya saya habiskan foya-foya. Beli minum, tidak saya berikan ke keluarga," ujarnya tertunduk menyesal.
Sementara itu Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumsel AKBP Yudhi Suwaryadi menyatakan, pelaku mengecor tubuh korban diduga untuk menghilangkan jejak.
"Kondisinya korban dicor oleh pelaku untuk menghilangkan jejak. Korban itu dikuburkan di kawasan TPU," kata Yudhi.
Jenazah Aprianita ditemukan saat menggali di kedalaman 50 sentimeter dari atas makam.
Saat ini polisi telah mengamankan Yudi Tama Rianto dan Ilyas. Sementara Aci alias Novi masih buron. (*)