WIKI BALI
TRIBUN WIKI - Sosok I Wayan Senen, Seniman Bali yang Majukan Seni Budaya di Tanah Yogyakarta
Seniman kelahiran Kabupaten Karangasem ini sejak kecil menekuni seni karawitan Bali hingga menamatkan pendidikannya di Konservatori Karawitan (KOKAR)
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sejak dahulu, seni budaya sudah menjadi identitas yang melekat bagi masyarakat Bali.
Oleh karena itu, di mana pun kaki berpijak maka warisan leluhur tersebut tetap menjadi sebuah kebanggaan.
Seperti I Wayan Senen (69), seniman ini banyak berkontribusi memajukan seni budaya Bali di tanah Yogyakarta.
Seniman kelahiran Kabupaten Karangasem ini sejak kecil menekuni seni karawitan Bali hingga menamatkan pendidikannya di Konservatori Karawitan (KOKAR) Bali tahun 1970.
Setelah itu, ia kemudian melanjutkan ke Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar hingga lulus di tahun 1975.
Tak sampai di sana, Senen kemudian bertekad melanjutkan studinya di ASTI Yogyakarta dan lulus tahun 1980, kemudian Pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan lulus S-3 di tahun 2013.
• Menelisik Sejarah Bolu dari Oleh-Oleh Khas Tanah Pasundan
• Duel El Classico, Kapten Persib Bandung: Bobotoh Sulit Menerima Kekalahan dari Persija
Kecakapannya dalam bidang akademis membuat dirinya memiliki segudang pengalaman sebagai tenaga pengajar, di antaranya di ASTI Yogyakarta (1976-1984), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (1984-2015) dan Pascasarjana ISI Yogyakarta (2002-2013).
Seniman yang kini menjadi Tenaga Pengajar Luar Biasa (TPLB) Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta ini memiliki banyak sekali karya di bidang seni karawitan.
Beberapa di antaranya Lagu “Jaya Wijaya," karya bersama Singgih Sanjaya yang dipentaskan tahun 1995 di Jakarta.
Bersama seniman Jepang Shin Nakagawa, ia juga punya sebuah karya berjudul “Awan” yang ditampilkan tahun 1997.
“Nyanyian Negriku” merupakan karya Senen selanjutnya di tahun 2003, gending “Tabuh Lima Nada” (2007), “Duel Kendang” (2008), dan gending “Bhakti Swari” yang meraih predikat penyajian terbaik pada Festival Seni Sakral Keagamaan Hindu I Nasional 2010 di Surakarta.
Selain itu, ia juga punya karya Gending Panjagilang yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2011.
Senen juga sempat bertidak sebagai sutradara dalam sendratari Kanishka yang dipentaskan saat Tawur Kasanga Nasional di Candi Prambanan tahun 2019 serta berbagai gending iringan tari lainnya.
Senen yang tinggal di daerah Sleman, Yogyakarta ini juga telah banyak menghasilkan karya tulis yang berkaitan dengan seni karawitan, seperti “Aspek Ritual Nusantara” (1997), “Komparasi Tembang Macapat Jawa dan Bali” (2001), “Wayan Beratha Pembaharu Gamelan Kebyar di Bali” (2002), “Komparasi Gending Jawa dan Bali” (2003), “Perempuan dalam Seni Pertunjukan di Bali” (2005), “Kualita Keindahan dalam Gending Bali” (2006).
• Jelang Sumpah Pemuda, Polda Bali Sampaikan Pesan Perdamaian dari Bali untuk Papua
• Masih Ditahan, Pria Pembunuh Berantai Nikahi Gadis Berusia 20 Tahun
Selain itu, ada juga karya “Nilai Edukatif Dimensi Dua, Tiga, dan Briuk Sepanggul dalam Gamelan Bali (2006), “Bunyi-bunyian dalam Upacara Keagamaan Hindu di Bali” (2015), serta masih banyak makalah-makalah seni ia tulis yang membantu masyarakat luas menambah teori-teori literatur mengenai seni karawitan.
Berkat kompetensi yang dimiliki Senen, ia selalu dipercaya menjadi juri-juri lomba seni di tingkat nasional.
Ia kerap menjadi juri dalam lomba-lomba musik tradisi hingga kegiatan jambore pasraman.
Senen juga menjadi juri Utsawa Dharma Gita (UDG) tingkat Nasional sejak tahun 2005.
Tak hanya itu, dirinya juga aktif ikut organisasi kemasyarakatan Hindu di Yogyakarta semisal dalam anggota walaka Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Yogyakarta (2015) dan menjadi Ketua Lembaga Pengembangan Dharma Ghita (LPDG) Yogyakarta (2015).
• Tempatkan Seluruh Siswa Bekerja Sebelum Wisuda, KANIVA International Raih Rekor MURI 2019
Atas pengabdian, kegigihan, dan keteguhan Senen dalam membina, melestarikan dan mengembangkan seni budaya Bali tanpa mengenal lelah dan putus asa, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengapresiasinya dengan memberikan tanda Penghargaan Pengabdi Seni pada PKB ke-41 tahun 2019. (*)