Sampah Berserakan Kepung Wajah Kota Bangli, 16 Ton Terkumpul Setelah Hujan Deras

Selain longsor, banjir, bangunan roboh, dan pohon tumbang, hujan juga membuat permasalahan sampah mulai kelihatan.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Fredey Mercury
Petugas DLH Bangli membersihkan Jalan Lettu Kanten yang dipenuhi sampah, Minggu (3/11/2019). Tembok rumah warga yang jebol akibat derasnya tekanan air hujan. 

“Sementara hanya satu armada truk yang kami siagakan dengan total personel 10 hingga 12 orang. Harapan kami upaya penanganan sampah saat ini bisa dilakukan secara tim. Sebab ulah oknum tersebut sudah diatur dalam perda. Selain itu fungsi selokan juga tidak kalah penting untuk dilakukan pengecekan. Apakah ada penyumbatan, atau hal lainnya,” tandas dia.

Tembok Roboh
Hujan juga menyebabkan tembok rumah warga jebol.

Tembok rumah yang jebol berada tepat diselatan Kantor BNI Bangli. Jebolnya tembok diketahui sekitar pukul 01.00 dini hari, kemarin.

Kata pemilik rumah, jebolnya tembok karena tidak kuat menahan derasnya air hujan yang datang dari utara.

“Ini airnya kiriman dari utara, dari hulu,” kata pemilik rumah yang mengaku bernama Cintya ini.

Tembok yang jebol diperkirakan mencapai 18 meter dengan estimasi kerugian mencapai Rp 15 juta.

Kondisi ini menyebabkan air selokan masuk ke dalam rumah, hingga sejumlah kamar dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter dari jalan setapak.

Selain air, sampah dan lumpur juga ikut masuk ke pekarangan rumah.

“Lumpurnya ada setebal 10 sentimeter. Ini dikarenakan saat kejadian pintu pagar dalam posisi tertutup. Saya langsung beri tahu keluarga yang lain untuk membantu membuka pintu, dan gotong royong mengeluarkan sampah-sampah ini,” ucapnya. 

Selokan Tertutup
Derasnya tekanan air hingga membuat tembok rumah warga jebol disinyalir akibat selokan ditutup dengan jaring besi oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Kawasan Pemukiman (PUPRKim) Bangli.

Dengan kondisi yang terjadi saat ini, Cintya tidak menampik rumahnya akan kembali kemasukan air jika terjadi hujan deras lagi.

Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan.

“Harapan kami agar jaringnya itu dilepas saja. Dari Tata Kota (Dinas Lingkungan Hidup) kan suda beberapa kali nelfon ke Dinas PU. Tapi PU ada pertimbangan lain, entah apa alasannya. Padahal gorong-gorong itu besar, berapa miliar saat itu habis untuk pembuatan gorong-gorong,” katanya.

Sekretaris Dinas PUPRKim Bangli, I Made Soma saat dikonfirmasi Tribun Bali belum menjawab telepon. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved