Kasus DBD di Tabanan Meningkat 300 Persen, Angka Tertinggi Terjadi di Empat Kecamatan
Bulan September 2019 ini, sudah ditemukan 160 kasus DBD yang tersebar di sembilan kecamatan kecuali Kecamatan Baturiti.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Widyartha Suryawan
Ia juga mengimbau untuk masyarakat seluruhnya harus waspada dengan gejala DBD.
Jika memang ada salah satu anggota keluarga yang mengalami demam tinggi secara terus menerus, harus segera diperiksakan agar mengetahui jenis penyakitnya.
Sebab salah satu gejala DBD adalah panas badan naik turun secara berturut-turut.
“Selain menjaga kebersihan, masyatakat harus mengenali bagaimana gejala penyakit DBD ini. salah satunya adalah jika panas tubuh naik turun secara berturut-turut harus segera diperiksakan ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan,” imbaunya.
Anggaran Fogging dan ULV Rp 1 M
Anggaran untuk fogging dan ULV tahun 2019 di Kabupaten Tabanan senilai Rp 1 miliar. Anggaran tersebut disesuaikan dengan jumlah kasus yang ditemukan.
Makin banyak ditemukan kasus, maka fogging dan ULV semakin banyak pula dilakukan.
Ia menjelaskan, fogging dan ULV memiliki perbedaan. Untuk fogging atau pengasapan biasanya dilakukan kalau sudah ada kasus positif.
Sementara ULV adalah tindakan pembunuhan nyamuk dewasa sebelum terjadinya kasus DBD.
Ini biasanya dilakukan sebelum musim hujan atau pada akhir tahun.
Perlakuan fogging dan ULV tidak boleh terlalu sering karena bisa berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Apalagi cara ini hanya membunuh nyamuk dewasa dan tidak memberantas jentik.
Sehingga cara yang disarankan untuk selalu dilakukan adalah menerapakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkala. (*)