Kasus DBD di Tabanan Meningkat 300 Persen, Angka Tertinggi Terjadi di Empat Kecamatan
Bulan September 2019 ini, sudah ditemukan 160 kasus DBD yang tersebar di sembilan kecamatan kecuali Kecamatan Baturiti.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Kasus demam berdarah di Tabanan meningkat 300 persen.
Bulan September 2019 ini, sudah ditemukan 160 kasus DBD yang tersebar di sembilan kecamatan kecuali Kecamatan Baturiti.
Angka kasus yang rata-rata tinggi ditemukan di empat kecamatan seperti Tabanan, Kerambitan, Kediri, dan Selemadeg Timur.
Dibandingkan tahun 2018, demam berdarah hanya terjadi 44 kasus.
"Faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah karena perilaku hidup sehat masyarakat sendiri," ujar Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suramika kepada Tribun Bali, Senin (4/11/2019).
Berdasarkan data yang diperoleh, rincian penderita DBD yang tercatat dari aweal tahun hingga September ini yakni, bulan januari delapan kasus, Februari meningkat menjadi 24 kasus. Di bulan Maret turun ke angka lima kasus.
Bulan April kembali meningkat menjadi 16 kasus. Bulan Mei naik 25 kasus.
Terbanyak di bulan Juni yaitu sebanyak 57 kasus. Juli 21 kasus, Agustus dua kasus, dan September ditemukan dua kasus.
Dari jumlah kasus tersebut, satu warga meninggal dunia pada bulan Juni lalu.
“Iya memang ada peningkatan kasus positif DBD dibandingkan tahun lalu. Ini biasa terjadi pada masa peralihan musim,” ujar Nyoman Suramika.
Ia menjelaskan, banyak faktor penyebab yang membuat DBD mewabah. Selain peralihan musim, padatnya penduduk dan kurangnya menjaga kebersihan sanitasi juga jadi penyebab.
Jangan lupa melakukan 3M.
Yang dimaksud 3M adalah, menutup rapat-rapat tempat yang berpotensi menampung air sehingga nyamuk dewasa aedes aegypti tidak bisa bertelur.
Kemudian menguras secara rutin bak mandi atau tempat penampungan air sehingga tidak jadi sarang nyamuk, dan terakhir mengubur barang-barang yang bisa menampung air dan tidak digunakan lagi.
“Solusi awal yang memang sudah rutin dilakukan adalah dengan fogging di lokasi yang ditemukan ada warga menderita DBD positif. Kemudian masyarakat juga harus menjaga kebersihan dan rutin menggelar 3M untuk membunuh atau membasmi nyamuk penular virus DBD agar tidak mudah berkembang,” jelasnya.