Selingkuh Condong Ingin Dapat Kebahagiaan Lain, Bagaimana dengan Cinta Pertamanya?

Perselingkuhan dalam cerita 'layangan putus' viral di sosial media dan merenggut banyak perhatian dari wanita.

Editor: Rizki Laelani
Net
Ilustrasi 

Diketahui pula dari cerita 'layangan putus' sang suami meninggalkan begitu saja sang istri padahal sebelumnya mereka tidak ada perselisihan bahkan sedang mesra-mesranya.

Adib menganalisis faktor dari hal tersebut adalah sang suami tidak bisa mengontrol kebutuhan dia.

Sang suami membayangkan sebuah kebutuhan dalam bentuk kebahagiaan semu bersama wanita lain.

Padahal, harusnya tidak semua kebutuhan manusia itu dapat terpenuhi.

Adib pun menjelaskan ketika seseorang mengejar sebuah kebutuhan atau kesenangan itu bisa saja yang didapatkan kesengsaraan.

20 Persen Pria Mengaku Selingkuh

Dilansir melalui Fatherly.com, menurut Survei Sosial Umum, sekitar 20 persen pria mengaku selingkuh, dibandingkan dengan 13 persen wanita.

Pria lebih banyak menipu daripada wanita. Ini mungkin menjadi bahan cibiran bagi wanita untuk dicemooh, tetapi mereka tampaknya tidak melakukannya dengan maksud yang sama dengan wanita.

Beberapa orang mungkin selingkuh karena mereka tidak puas, tetapi, aturannya, pria tidak selingkuh karena mereka tidak bahagia.

Selingkuh adalah perilaku yang dapat menyulitkan untuk menjadi ayah dan suami yang baik, tetapi juga perilaku yang tidak ada korelasinya dengan cinta atau perhatian keluarga.

“Mereka berpikir, yah, saya hanya melakukan ini tetapi dengan segala cara saya dapat diandalkan, saya bertanggung jawab, saya berkomitmen, saya muncul, saya orang yang sangat baik. Itu hanya kecurangan,” tulis Robert Weiss, seorang terapis dan penulis Out of the Doghouse: Panduan Penghematan Hubungan Langkah-demi-Langkah untuk Pria yang Tertangkap Selingkuh.

"Apa yang tidak mereka mengerti adalah bahwa wanita tidak berpikir seperti itu." tulis Robert Weiss.

Dalam pengalamannya menasihati pasangan yang telah dihancurkan oleh perselingkuhan, Weiss telah menemukan bahwa meskipun secara stereotip dipandang baik untuk memperbaiki permasalahan, namun laki-laki hampir secara universal mengerikan dalam memperbaiki kerusakan pernikahan yang dilakukan karena perselingkuhan.

Untuk pria yang tidak berterus terang atau tertangkap, pelanggaran berulang adalah produk dari mentalitas yang sama: Ini hanya seks.

Tidak seperti pria yang selingkuh secara kronis sebagai akibat dari kelekatan yang berakar lebih dalam dan kecanduan seks, pria sehat yang menipu kadang-kadang tidak logis, mereka tidak dewasa.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved