NasDem Belum Ada Komunikasi, PKS Kaji Langkah Koalisi di Pilkada Karangasem 2020
Rencana NasDem yang ingin merangkul PKS untuk mengajak berkoalisi bersama di Pilkada Karangasem 2020 mendapat tanggapan dari Ketua DPW PKS Bali
Penulis: Ragil Armando | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Rencana NasDem yang ingin merangkul PKS untuk mengajak berkoalisi bersama di Pilkada Karangasem 2020 mendapat tanggapan dari Ketua DPW PKS Bali, H Hilmun Nabi.
Kepada Tribun Bali, dia mengaku pihaknya masih menimbang rayuan dari NasDem.
"Kita masih kaji ya," kata dia di Denpasar, Selasa (5/11/2019).
Hilmun mengatakan, pihaknya juga sedang melihat perkembangan politik yang ada di Gumi Lahar tersebut.
"Kan itu nanti tergantung situasi politik di sana," jelasnya.
Hilmun mengatakan, saat ini partainya masih terbuka dengan siapapun untuk berkoalisi di Pilkada Karangasem.
Seperti diketahui, PKS memiliki satu kursi di DPRD Karangasem.
• Pasca Disetop Buang Sampah ke TPA Suwung, DLHK Badung Optimalkan Rumah Hijau sebagai TPS Sementara
• Riwayat Pendidikan Mulan Jameela Kembali Ramai Karena Tertulis Lulus SD 3 Tahun, Ini Kata Humas DPR
"Kita juga masih terbuka dengan siapapun," ucap Mantan Anggota DPRD Kota Denpasar ini.
Apakah sudah berkomunikasi secara formal dengan NasDem untuk Pilkada Karangasem, Hilmun menyebut, belum ada komunikasi dengan partai besutan Surya Paloh tersebut.
"Secara formal belum ada ya, kita tunggu aja niat baik mereka kalau memang mau ajak kita," katanya.
Namun, ia mengatakan pihaknya didekati oleh dua parpol besar di Bali.
Hanya saja, saat ditanya lebih lanjut parpol apa yang dimaksud, Hilmun menolak membeberkannya.
Ia mengaku tidak etis untuk membeberkannya.
Di sisi lain, Ketua Komisi Saksi Nasional (KSN) DPP NasDem, I Gusti Putu Artha menyambut baik sinyal dari partai besutan Sohibul Iman tersebut.
• Main ke Denpasar, Gede Juli Pulang dalam Keadaan Mabuk & Alami Kecelakaan, Begini Kondisinya Kini
• Bangga Ceritakan Aksi Bejatnya, Begini Kronologi Ketut Kartika Perkosa Gadis Ini
Bahkan, yang memastikan partainya terus melakukan berbagai komunikasi politik tidak saja dengan PKS, tapi dengan semua partai yang ada di Karangasem.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, ada tiga partai yang berhak mengusung paket calon secara mandiri ke Pilkada Karangasem 2020, karena memenuhi syarat minimal 20 persen suara parlemen.
Pertama, PDIP sebagai jawara Pileg 2019 dengan merebut 12 kursi dari total 45 kursi DPRD Karangasem 2019-2024 atau kuasai 26,67 suara parlemen.
Kedua, Golkar dengan 11 kursi DPRD Karangasem atau kuasai 24,45 suara parlemen.
Ketiga, NasDem dengan 9 kursi legislatif atau kuasai 20,00 persen suara.
Sedangkan lima parpol lainnya harus berkoalisi jika ingin mengusung paket Cabup-Cawabup ke Pilkada Karangasem 2020.
• Suami Dikubur & Dicor di Bawah Musala, Sang Istri Malah Menikah Dengan Kekasihnya
• Angkasa Pura Airports Raih 3 Penghargaan Pada Ajang BUMN Branding & Marketing Award 2019
Mereka adalah Gerindra yang memiliki 5 kursi (11,11 persen), Hanura 3 kursi (6,67 persen), Demokrat 2 kursi (4,44 persen), Perindo 2 kursi (4,44 persen), dan PKS 1 kursi (2,22 persen).
"Kalau di Karangasem memang kita akan koalisi besar ya untuk melawan merah dan komunikasi politik sedang dan akan terus dilakukan," katanya.
Mantan Komisioner KPU RI ini menegaskan, skema koalisi sudah terbentuk sekitar 90 persen.
Menariknya, Putu Artha menyebutkan Partai Golkar juga memiliki kecenderungan besar untuk bergabung dengan koalisi besar yang diusung NasDem.
Ia beralasan karena komunikasi politik sudah terjalin cukup intens dengan jajaran Golkar, baik di tingkat provinsi dan pusat.
"Kecenderungan itu sangat besar. Soalnya komunikasi politik sudah kita bangun dan ada pemahaman yang baik," katanya.
Saat disinggung mengenai wacana koalisi merah-kuning antara PDIP dengan Golkar yang sudah mulai didengungkan di masyarakat, dia mengaku optimistis koalisi tersebut tidak akan terjadi.
Pasalnya, yang menentukan dan menandatangani rekomendasi adalah ketua umum dan sekjen partai di tingkat pusat.
• Sarasehan Menuju Bali Pusat Seni Kontemporer Dunia Awali Festival Seni Bali Jani Hari Ini
• Pasien Gangguan Jiwa dengan Resume Ide Bunuh Diri Tak Ditanggung BPJS,Dokter Rai Tanyakan Sistem Ini
Hasil Survei Mas Sumatri Menyenangkan
Ketua Komisi Saksi Nasional (KSN) DPP NasDem, I Gusti Putu Artha mengaku pihaknya baru saja menyelesaikan survei internal guna menekan elektabilitas para kandidat Pilkada Karangasem.
Survei itu digelar 27 Oktober sampai 3 November 2019.
"Ini sedang rekap-rekap sekarang, dari tanggal 27 kita mulai, hari Minggu kemarin terakhir survei," katanya, Selasa (5/11/2019).
Terkait hasil survei sendiri, ia menolak untuk membeberkannya.
Pasalnya hal tersebut merupakan bagian dari strategi partainya untuk memenangkan Pilkada.
Namun, ia menyebutkan, hasil survei tersebut cukup memuaskan pihaknya dan membuat optimistis untuk bertarung di Pilkada nanti.
"Gambarannya sangat menyenangkan lah. Kita tidak akan ungkap ke publik, karena ini bagian dari strategi," kata dia.
Mengenai nasib Penjaringan bakal calon wakil bupati pendamping Mas Sumantri.
• Raffi Ahmad Menari Bali & Nagita Slavina Terlihat Cantik Kenakan Kebaya Endek Bali
• Kronologi Truk Bermuatan Beton 8 Ton Terguling di Tabanan, Arus Lalu Lintas Sempat Macet 2 Jam
Ia menjelaskan bahwa penyaringan tersebut hanya bersifat administratif semata.
"Penjaringan yang dilaksanakan sekarang lebih bersifat administratif dalam artian yang sudah dijaring dan menyampaikan visi dan misi punya potensi untuk disurvei," terangnya.
Seperti diketahui, tiga figur yang mengambil formulir, yakni Wakil Ketua DPRD dari NasDem I Made Agus Kertiana, Perbekel Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, I Gede Agung Pasrisak Juliawan dan kader PDIP dari Banjar Pidpid Kaler Dauh Margi, Desa Pidpid, Kecamatan Abang, I Wayan Pandu Lagosa Prapanca.
Ternyata yang mengembalikan formulir hanya dua, I Gede Agung Pasrisak Juliawan dan Pandu Prapanca Lagosa.
Ia tidak bisa menjamin para bakal calon wakil yang mendaftar melalui sistem akan dipinang menjadi tandem Mas Sumantri.
Pasalnya, hanya ingin meminang calon yang memiliki elektabilitas tinggi di masyarakat. (*)