Peneliti Temukan Asal-usul Orang Indonesia, Ada Moyang Pelaut dari China

Kita memang punya nenek moyang pelaut yang berasal dari China. Hal ini diungkapkan oleh Dr Harry Widianto, arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta

Telegraph/EPA
(ilustrasi) Telegraph/EPA Penampakan kapal kargo milik Euroafrica Sea Lines, Szafir, yang diambil alih oleh sejumlah bajak laut dan menculik lima pelautnya di perairan Nigeria, Kamis (26/11/2015). (Telegraph/EPA) 

Meskipun Indonesia yang berada di daerah Khatulistiwa tidak pernah mengalami zaman es, penyusutan volume air laut karena adanya pembekuan terjadi secara global dan menurunkan permukaan air laut hingga 100 meter.

Alhasil, Sumatera, Kalimantan, dan Jawa pada saat itu menjadi satu kesatuan yang disebut Paparan Sunda. Homo erectus punah sekitar 100.000 tahun lalu di seluruh dunia.

Tidak ada yang mengetahui alasan pastinya, tetapi ada beberapa dugaan, termasuk ketidakmampuannya menyesuaikan dengan keadaan lingkungan setempat.

Ras Melanisid Sementara itu, sekitar 150.000 tahun yang lalu Homo sapiens atau manusia bijak keluar dari Afrika dan menyebar ke lima benua menggantikan Homo erectus.

Dianggap Sebagai Faktor Turunnya Investasi, Bupati Intruksikan Bapenda Lakukan Penyelarasan NJOP

Oknum Guru Honorer di Buleleng Dibui Seusai Ajak Siswi SMK Threesome Bersama Selingkuhannya

Manusia dengan muka yang lebih rata, gigi yang lebih kecil, dan bentuk tubuh yang lebih proposional ini sampai ke daerah Melanesia sekitar 70.000 tahun lalu.

Mereka bergerak terus hingga sampai ke Halmahera dan Papua.

Mereka pun dikenal sebagai ras Melanisid yang memiliki rambut merah dan keriting, ciri yang masih dimiliki oleh masyarakat Papua dan Halmahera sekarang.

Ras Australomelanisid

Di saat yang sama (70.000-20.000 tahun lalu), hidup juga manusia awal Melanisia, seperti manusia Wajak di Trenggalek, Jawa Timur, manusia Niah di Serawak Malaysia, dan manusia Tabon di Filipina.

Mereka menurunkan ras Australomelanisid setelah bercampur dengan orang-orang yang ada di Australia Tenggara dan Tasmania.

Ras Australomelanisid bertumbuh cukup besar hingga menyebar dan hidup di gua-gua di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, sepanjang Gunung Sewu, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Kalimantan sekitar 15.000-5.000 tahun yang lalu.

Sebagian kecil yang tersisa dari ras ini lantas bertemu dan bercampur dengan orang-orang Austronesia atau Mongoloid di Wallacea Selatan (selatan Sulawesi sampai Nusa Tenggara) menghasilkan keturunan yang sampai sekarang hidup di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Ras Australomelanisid sendiri, berdasarkan bukti tulang yang ditemukan di Gua Harimau, sempat hidup bersama meskipun tidak terjadi perkawinan, dengan ras Mongoloid di daerah Sumatera sebelum akhirnya punah sekitar 3.500 tahun lalu.

Sekitar 7.000 tahun yang lalu, muncul kelompok kecil ras austronesia atau mongoloid di Fujian atau Xijian, China tengah. Mereka bergerak ke timur dan menjadi populasi yang besar di Taiwan sekitar 6.000 tahun yang lalu.

Ras inilah yang kita kenang dalam lagu " Nenek moyang seorang pelaut".

Tunjangan Kepala SMA Naik, Arthanegara: Bupati Perlu Perhatikan Kepala TK,SD, SMP Agar Tak Cemburu

4 Tanda Mertua Tidak Menyukai Menantu, Begini Cara Mengatasinya Tetap Ceria dan Beri Perhatian

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved