Selamat Jalan Paskibra Desak Tiara, Beberapa Menit Setelah Bercanda Kondisi Tubuhmu Berubah Drastis
Selamat Jalan Paskibra Desak Tiara, Beberapa Menit Setelah Bercanda Kondisi Tubuhmu Berubah Drastis
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA- Kabar duka kepergian Desak Putu Tiara (17) membawa duka yang mendalam bagi keluarga, guru dan teman sebayanya.
Tak ada yang menyangka, secepat itu Tuhan memanggilnya kembali menghadap Sang Khalik.
Nama gadis manis ini kian dikenal setelah dirinya dipercaya membawa baki saat penurunan bendera 17 Agustus 2019 di Taman Kota Singaraja.
• Desak Tiara Pembawa Baki Paskibra Meninggal Misterius, Paru-paru dan Jantung Rusak, Lambung Bocor
Keluarga tak pernah menduga keluhan demam dan sakit kepala berakhir dengan kepergian siswi di SMA Negeri 3 Singaraja ini.
Bahkan, detik-detik dirujuk ke RS Kertha Usada Buleleng, anak tunggal dari pasangan Dewa Gede Sugiarta dan Jro Nyoman Tri Veni ini sempat bercanda dengan
"Dari RSUD ke RS Kertha Usada itu dia naik ambulans. Masih sempat bercanda. Bahkan di dalam ambulans dia (Tiara,red) hanya duduk, jadi kami berpikir sakitnya tidak parah," kata Ayahanda, Dewa Gede Sugiarta.
• Desak Putu Tiara Dipanggil Tuhan, Rombongan Guru Doa Bersama di Rumah Duka
Tak hanya bercanda dengan sang ayah, Tiara juga bercanda dengan Kakeknya, Dewa Sadnyana setibanya di RS Kertha Usada.
Dirinya mengatakan pada sang kakek, jika perawat-perawat di rumah sakit tersebut tampan.
Namun, candaan itu berubah hanya dalam waktu beberapa menit.
• BREAKING NEWS: Oknum Perwira Polda Bali dan Mami Karaoke Kepergok Selingkuh, Suami Sah Diusir
Saat hendak dipasang peralatan medis seperti oksigen dan detak jantung, Tiara tiba-tiba berontak.
Hingga pihak medis terpaksa menyuntikan obat penenang.
Selang beberapa menit kemudian, kondisi Tiara semakin drop, dan langsung tak sadarkan diri (koma).
Setelah lima hari berjuang melawan sakit, Tiara akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (6/11/2019) sekira pukul 16.55 wita.
Yang menjadi pertanyaan besar, penyakit apakah yang merenggut nyawa Tiara?
Hingga kini belum ada jawabannya.
Sang Ayah, Dewa Gede Sugiarta saat ditemui di rumah duka menuturkan, demam dan sakit kepala itu mulai dikeluhkan oleh Tiara sekitar seminggu yang lalu.
Dimana, pada Senin (28/10/2019) putri semata wayangnya ini mengeluh tidak enak badan.
Kepalanya sakit, dan badannya terasa panas.
Ia pun meminta izin kepada gurunya untuk pulang ke rumah, dengan dijemput oleh salah satu keluarganya.
Karena sakit yang dialami oleh Tiara dinilai biasa-biasa saja.
Sugiarta pun hanya membawa sang buah hati untuk berobat di salah satu dokter praktik.
Namun karena suhu badan Tiara tak kunjung turun, pada Jumat (1/11/2019) pihak keluarga pun membawa Tiara ke RSUD Buleleng, untuk melakukan cek darah.
Dikarenakan kamar rawat inap di RSUD Buleleng penuh, mereka pun akhirnya melarikan Tiara ke RS Kertha Usada.
Kakek Tiara, Dewa Sadnyana mengatakan, setibanya di RS Kertha Usada, pihak medis langsung membawa cucu kesayangannya itu ke ruang ICU.
Kondisi Tiara kian drop hingga koma ketika dirawat di RS Kertha Usada.
"Sudah dilakukan pengecekan darah dan lendir. Hasilnya negatif. Sampai sempat di tes HIV, hasilnya juga negatif. Dokter juga bingung Tiara itu sakit apa dan obat apa yang harus diberikan. Jadi selama di ICU dia hanya diberikan cairan infus, cairan makanan dan oksigen," ucap Sadnyana lirih.
Cairan Hijau Pekat Keluar dari Hidung Tiara
Bahkan sebut Sadnyana, sempat keluar cairan berwana hijau pekat dari dalam hidung korban sebanyak setengah botol.
Malangnya, menurut dokter kata Sadnyana, cairan itu menandakan jika paru-paru dan jantung milik Tiara telah rusak.
Pun bagian lambungnya dinyatakan telah bocor.
Setelah lima hari berjuang melawan sakit, Tiara akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (6/11) sekira pukul 16.55 wita.
Kini penyebab kematian Tiara masih misterius.
Pihak dokter sebut Sadnyana telah mengambil sampel darah milik Tiara, untuk dilakukan penelitian di Universitas Udayana Denpasar.
Rencananya, jenazah Tiara akan di kremasi di Setra Kelurahan Penarukan, pada Rabu (13/11) mendatang.
"Kami uga sudah mencoba nanya ke balian, ya katanya di santet orang. Namun hal seperti itu kan tidak bisa dibuktikan," katanya.
Terakhir, Pelukan dan Foto Bareng Ayah
Desak Tiara lahir di Sumbawa, NTB pada tanggal 18 Sepember 2002.
Ia tinggal di Sumbawa bersama ayah dan ibunya sejak hingga tamat Sekolah Dasar.
Ayahnya merupakan salah satu angota Sat Pol Air Polres Sumbawa.
Memasuki bangku SMP, Tiara meminta kepada orangtuanya untuk bersekolah di Buleleng saja, bersama bibinya.
Keinginan Tiara itu lantas dipenuhi oleh kedua orangtuanya.
"Dari kecil dia memang kepingin sekolah di Buleleng. Meski berjauhan, dia setiap hari menghubungi saya. Selalu saya selipkan pesan agar dia menjadi anak yang rajin, jangan nakal," kenang ayahnya, Dewa Gede Sugiarta.
Sebelum meninggal atau sekitar dua minggu yang lalu, Sugiarta sempat pulang ke Buleleng untuk bertemu dengan anak semata wayangnya itu.
Dan pulang kembal ke Sumbawa pada Senin (28/11) malam.
Ia pun mengaku tidak menyangka jika kepulangannya itu menjadi momentum terakhir Sugiarta untuk bertemu dengan anak satu-satunya tersebut.
"Terakhir dia minta foto bareng dengan saya. Saya dipeluk. Saya sempat bawa dia ke dokter karena mengeluh badannya panas dan sakit kepala. Saya tidak menyangka kalau sakitnya itu ternyata parah," ucapnya.(*)