Mengaku Tak Tahu Kasus Pengurugan Lahan Hijau di Jalan Sedap Malam, Mudita: Masyarakat Adem Saja

Kasus pengurugan lahan di kawasan jalur hijau di Jalan Sedap Malam tepatnya di Lingkungan Gumi Kebonkuri, Kelurahan Kesiman, masih terus bergulir

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Pengurugan lahan di kawasan jalur hijau di Jalan Sedap Malam, tepatnya di Lingkungan Gumi Kebonkuri, Kelurahan Kesiman, Denpasar, Senin (11/11/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kasus pengurugan lahan di kawasan jalur hijau di Jalan Sedap Malam tepatnya di Lingkungan Gumi Kebonkuri, Kelurahan Kesiman, Denpasar masih terus bergulir.

Pengurugan lahan ini menjadi sorotan karena menganggu aktivitas masyarakat lantaran truk yang terus hilir mudik membawa material.

Sampai saat ini kasus tersebut belum juga menemui titik terang.

Pejabat setempat pun terkesan saling tuding.

Begitu pula dengan Lurah Kesiman, Gusti Made Suryani yang seolah menghindar dari media saat hendak dimintai klarifikasi.

Pendaftaran CPNS Online di Denpasar Telah Dibuka Tadi Malam & Dibuka 364 Formasi, Waktu 2 Minggu

Arti Mimpi Melihat Bunga Pengantin Dalam Suatu Pernikahan, Anda Boleh Berbahagia

Berdasarkan sumber terpercaya Tribun Bali yang meminta tidak disebutkan namanya, setelah diadakan rapat tertutup di Kantor Kecamatan Denpasar Timur, disepakati bahwa Desa Bumi Kebonkuri akan mengadakan Peparuman Agung untuk membahas permasalahan tersebut.

Pertemuan itu melibatkan seluruh elemen terkait, mulai dari Kepala Lingkungan (Kaling), Lurah Kesiman, Dinas Perhubungan (Dishub) dan unsur Satuan Polisi Pamong Praja (SatPol PP) Kota Denpasar.

"Hasil rapat tadi menyepakati bahwa akan diadakan Peparuman Agung (rapat besar) di Desa Kebonkuri, Kesiman pada 15 November 2019 mendatang," ungkap sumber tersebut, Senin (11/11/2019).

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kesiman, I Ketut Mudita mengaku tak tahu-menahu soal itu mengingat selama ini tidak pernah ada masalah.

Bahkan warga di sekitarnya, kata dia, tak pernah mempermasalahkan pembangunan permukiman di kawasan jalur hijau tersebut.

Dua Truk Mogok di Tanjakan Samsam Tabanan Sebabkan Macet Panjang

Arti Mimpi Menangkap Ular, Benarkah Pertanda Tentang Jodoh?

"Malahan masyarakat adem-adem saja mengenai proyek pengembangan di wilayah mereka," tuturnya.

Mencuatnya permasalahan ini ke publik lantaran adanya keluhan dari warga yang terganggu dengan adanya proyek pengurugan lahan jalur hijau tersebut.

Pantauan Tribun Bali di lapangan, memang benar ditemukan bahwa ada pengurugan lahan dengan batu kapur yang sudah mulai rata dengan tanah.

Truk pengangkut pembawa material juga nampak hilir mudik melintasi pemukiman warga.

Sebelumnya, Jum'at (8/11/2019) saat ditemui di tempat kerjanya, Kaling Gumi Kebonkuri, I Nyoman Bagus Mardika mengaku bahwa pihaknya sudah ada upaya kesepakatan dengan pengembang di tingkat lingkungan.

Dikatakan olehnya, pertemuan tersebut melibatkan Lurah, Pekaseh dan Mangku Bumi.

"Berdasarkan kesepakatan itu kita ajukan ke lurah untuk minta izin. Namun saat mengajukan ke lurah, ternyata ibu Lurah ada acara ke Jakarta. Jadi belum ada ditandatangani kesepakatan itu. Tiba-tiba truk sudah masuk membawa limestone, saya tidak bisa berbuat apa," terang Mardika.

Datang Berkemeja Putih Dan Dasi Merah Tua, Dahnil Anzar : Saya Jadi Juru Bicara Menhan Prabowo

Kesulitan Air Bersih, Warga Desa Dukuh Karangasem Terpaksa Beli Air Rp 1,5 Juta dalam Sebulan

Restribusi Rp 1 Juta Per Are

Diakui Kaling Gumi Kebonkuri, I Nyoman Bagus Mardika, pihaknya memang mendengar lahan diurug untuk dijadikan tanah kavling.

Dikatakannya, legalitas kepemilikan lahan diketahui menurut kabar yang didengarnya, berstatus lahan pribadi.

"Katanya sih lahan pribadi. Tapi karena memang lalu lalang truk itu melewati jalan yang merupakan bantuan dari pemerintah, wajar jika ada warga keberatan. Akan tetapi pengembang sudah mengatakan siap menanggung jika ada kerusakan jalan. Selain itu ada kesepakatan jembatan diperlebar dan ada restribusi Rp 1 juta/are diterima 4 banjar di Desa Gumi Kebonkuri,” ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved